Soloevent.id – Solo International Performing Art (SIPA) 2025 resmi dibuka dengan seremonial pemukulan kenong dan sajian kembang api pada Kamis (4/09/2025) di Pamedan Pura Mangkunegaran Solo. Pemukulan kenong diwakili oleh Direktur SIPA, R. Ay. Irawati Kusumorasri; Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BOB), Agustin Peranginangin; Pura Mangkunegaran, GRAj Ancilla Sura Sujiwo; Wakil Walikota Solo, Astrid Widayani; Rektor Institute Seni Indonesia Surakarta (ISI), I Nyoman Sukerna dan sejumlah tokoh lain yang menjadi simbolis pembukaan acara. Kemudian dilanjutkan dengan pesta kembang api bersama penonton dan pertunjukan kembang api.


Dalam sambutannya, Direktur SIPA R. Ay. Irawati Kusumorasri mengatakan,”Malam ini, kita akan menyaksikan keajaiban yang diciptakan oleh para seniman dari berbagai penjuru dunia untuk merayakan keindahan, kekayaan seni pertunjukan dalam Solo International Performing Arts. SIPA merupakan jendela yang membuka pandangan terhadap keanekaragaman budaya dan pengalaman. Ada cerita yang ingin disampaikan, ada emosi ingin yang dirasakan dan ada pesan yang ingin dibagikan. Kali ini, SIPA hadir dengan cerita tema nifty, artful, and visionary. Tentang generasi Gen Z yang cerdas, kreatif, ekspresif untuk merancang masa depan visioner dengan melalui pendekatan seni tari, musik dan juga teater. Selain itu, SIPA juga menyerukan kepada masyarakat luas “harmoni, damai, Indonesiaku,” ujarnya ketika memberikan sambutan diatas panggung.

Panggung SIPA 2025 dibuka dengan penampilan ambassador, Patricia Arstuti yang berkolaborasi Ekosdance Company dan Semarak Candrakirana Art Center menampilkan karya yang berjudul “Podomoro Gesture” yang menggambarkan perayaan terhadap budaya Indonesia yang terus hidup dan berkembang dari masa lalu hingga masa depan. Pertunjukan ini merangkai tiga lapisan waktu meliputi masa lalu, masa kini dan masa depan sebagai visi.

Penampilan selanjutnya oleh Khambatta Dance Company dari Amerika Serikat dengan membawakan penampilan berjudul “Strange Animal”. Sedangkan Seoul National University dari Korea Selatan membawakan “Heterogeneous” berkolaborasi dengan Mahasiswa Disabilitas ISI Surakarta jurusan Etnomusikologi.


Kemudian Dr. Danny Tan dan Fajar Satriadi menampilkan pertunjukan kolaborasi antara Singapura dan Indonesia dengan judul “In Tune”. Pertunjukan ini merupakan bentuk kolaborasi antara dua seniman dengan memadukan antara gerak, bunyi, hening sebagai wujud perjalanan meditatif.

NoizeKilla dari Bali membawakan “Strike The Music”. Terakhir penampilan berjudul “Karya Genderang Khidmat dan Karya Saut Sepokok” oleh Rentak Gading Bengkulu sebagai penampilan penutup.


SIPA 2025 merupakan bentuk diplomasi budaya antar bangsa melalui seni pertunjukan, serta menjadi media bagi masyarakat untuk mengenal lebih dalam budaya lokal dan mancanegara.