Soloevent.id – Hari Kebaya Nasional yang jatuh pada Kamis (24/07/25), memberikan semangat tersendiri bagi The Sunan Hotel Solo. Hotel yang sejak 6 tahun lalu mencetuskan “Sunan Berkebaya” ini, tiap tahunnya selalu memperingati Hari Kebaya Nasional dengan cara yang apik. Tahun ini, The Sunan Hotel Solo menggelar acara bertajuk “Simfoni Wastra”, yang diisi dengan fashion show kebaya dari Pisalin & Saseti Batik, serta pemberian penghargaan kepada tokoh-tokoh berkebaya di Kota Solo.
Acara ini dihadiri oleh beberapa tokoh di antaranya Ketua Tim Penggerak PKK, Ibu Walikota Surakarta, Vanessa Winastesia; Putra dari Almh. Djudjuk Djuariah (Srimulat), Eko Saputro (Mas Koko); Putri dari Waldjinah, Menil Wulandari; serta Mbak Jawa Tengah 2024, Chairunnisa sebagai ikon Gen Z berkebaya. Selain itu turut hadir pula para kreator konten dan influencer muda Solo, yang semuanya berkebaya dengan anggun.

Diawali dengan parade fashion show dari Pisalin, brand batik dan kebaya modern yang sedang digandrungi oleh anak muda Solo. Perpaduan kebaya vintage, kain corak modern khas Pisalin, dengan penambahan layering pada atasan dan bawahan, menghasilkan tampilan modern namun tetap anggun dan elegan. Acara dilanjutkan dengan pemutaran video “The Sunan Hotel Solo, 6 Tahun Berkebaya” yang menceritakan latar belakang terciptanya Sunan Berkebaya. Selanjutnya, acara disambung dengan sambutan oleh Ketua Tim Penggerak PKK, Ibu Walikota Surakarta, Vanessa Winastesia. Dalam sambutannya beliau sangat mengapresiasi gerakan yang dilakukan oleh manajemen The Sunan Hotel Solo. Beliau menambahkan bahwa yang dilakukan oleh The Sunan Hotel ini merupakan wujud nyata kepedulian terhadap warisan budaya Indonesia, dan salah satu cara agar warisan ini aman tidak diklaim oleh siapapun.
Masih di panggung yang sama, tamu kembali fokus untuk menyaksikan pemutaran video dari legenda Srimulat, Almh. Djudjuk Djuariah, dan maestro keroncong, Waldjinah. Diketahui bahwa kedua tokoh ini adalah wanita Indonesia yang sangat cinta dengan kebaya. Dilanjutkan dengan Kebaya Talk bersama General Manager The Sunan Hotel Solo, Retno Wulandari sebagai moderator, memimpin obrolan di atas panggung dengan meriah. Putra Almh. Djudjuk Djuariah, Mas Koko bercerita, “Mamah ini kalo nyari batik sama kebaya ya di Klewer, dan saat itu pasti saya yang antar. Dulu sampai jadi tren Kebaya Djudjuk juga. Saking banyaknya koleksi kebaya dan batiknya Mamah, ini kami sedang berencana mengumpulkan koleksi tersebut untuk dimuseumkan”. Putri Waldjinah, Menil Wulandari turut bercerita tentang bagaimana kecintaan sang ibu dengan kebaya. “Ibu ini sudah memakai kain dan kebaya sejak usia 10 tahun hingga sekarang. Dulu awalnya memang untuk nyanyi, tampil gitu… Terus jadi kebiasaan sampai sekarang masih berkebaya”, ungkapnya. Menil juga mengimbau kepada generasi muda sekarang ini, untuk tidak malu memakai kebaya.

Dalam kesempatan ini, The Sunan Hotel Solo juga memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh berkebaya di Solo. Penghargaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penghargaan Anugerah Kehormatan Anumerta: Ikon Seniman Berkebaya (Almh. Ibu Djudjuk Djuariah)
2. Penghargaan Kehormataan : Perempuan Berkebaya (Ibu Waldjinah)
3. Penghargaan Inspirasi : Muda Berkebaya (Chairunnisa Ardelia Kusumastuti)
Sebagai penutup acara, ada parade fashion show oleh Saseti Batik. Menghadirkan koleksi jarik batik yang dipadupadankan dengan kebaya elegan.