Soloevent.id – Puncak acara Festival Literasi Nasional (FLN) kembali digelar di Balaikota Solo, Sabtu (24/5/2025). Acara inspiratif ini menjadi bukti nyata komitmen Nyalanesia dalam membantu dan memajukan dunia pendidikan di Indonesia.
Tahun ini dengan mengusung tema Merdeka Belajar, Merdeka Berkarya, Festival Literasi Nasional ke-9 ingin mempersembahkan panggung berkarya bagi siswa dan guru yang disaksikan dan diapresiasi oleh masyarakat di Indonesia melalui rangkaian acara: Pertemuan Stakeholder Bidang Pendidikan & Literasi, Pameran Karya Sekolah, Pentas Seni, Penganugerahan Juara, Talk Show Literasi dan Jelajah Solo Sambil Berkarya.
Penyelenggaraan ini telah melibatkan lebih dari 94.000 siswa dan guru dari 1.600 sekolah di seluruh Indonesia. Melalui program-program literasi dan pelatihan Nyalanesia, para siswa dan guru telah berhasil mendapatkan sertifikasi kompetensi dan menerbitkan beragam karya fiksi dan nonfiksi. Kini, pada ajang FLN 2025, akan ditentukan nama-nama siswa, guru dan sekolah dengan karya-karya terbaiknya untuk memperebutkan total hadiah ratusan juta rupiah.

Melalui program-program literasi dan pelatihan Nyalanesia, para siswa dan guru telah berhasil mendapatkan sertifikasi kompetensi dan menerbitkan beragam karya fiksi dan nonfiksi. Kini, pada ajang FLN 2025, akan ditentukan nama-nama siswa, guru dan sekolah dengan karya-karya terbaiknya untuk memperebutkan total hadiah ratusan juta rupiah.
Dalam acara puncak ini juga digelar talkshow yang menarik dengan menghadirkan pembicara berpengalaman seperti Yanuar Nugraha (Founder Nalar Institute, Akademisi dan Pakar Kebijakan Publik), Lenang Manggala (Founder Nyalanesia) dan Astrid Widayani (Wakil Walikota Solo).
Wakil Walikota Solo, Astri Widayani mengapresiasi terhadap Nyalanesia yang telah menjadi mitra strategis dalam pembangunan sumber daya manusia di bidang literasi. Pemerintah Kota Solo sangat senang bisa menjadi bagian dari gerakan besar ini. “Berbicara mengenai transformasi dunia pendidikan itu sebenarnya ada 4 aspek penting yang perlu dipahami, pertama yaitu trasnformatif leadership yang disertai wawasan dan kemampuan yang cukup. Yang kedua transformatif disisi lembaga atau sekolahnya dengan pemanfaatan teknologi. Yang ketiga transformatif di ekosistemnya dengan dibangunnya banyak ruang publik untuk menunjang pembelajaran diluar kelas. Yang keempat dukungan dari pemerintah dengan dengan kebijakan dan regulasinya untuk sama-sama membantu dalam proses transfromasi ini. Selain itu, tantangan terbesar saat ini adalah rendahnya minat baca di tengah derasnya arus digital dan game online. Maka dengan transfromasi dan inovasi teknologi justru bisa menjadi solusi, bukan hambatan,” ujarnya saat menjadi pembicara di Pendhapi Balaikota Solo.

Dalam acara ini juga dilaunching Aplikasi Game Edukatif bernama Nyalagames. Ini merupakan platform belajar-mengajar-asesmen berbasis game yang terintegrasi dengan Gerakan Literasi Sekolah dan Kurikulum Merdeka + Deep Learning. Platform Nyalagames hadir sebagai jembatan untuk mengubah tantangan tersebut menjadi peluang. Mengusung pendekatan yang disukai anak-anak masa kini, Nyalagames membuat proses belajar menjadi lebih seru, interaktif, dan kompetitif.
Nyalanesia memberikan penghargaan kepada 73 individu berprestasi dalam bidang literasi nasional pada Festival Literasi Nasional 2025. Penghargaan ini terbagi dalam berbagai kategori perlombaan, termasuk penulisan cerpen, esai, dan puisi, menulis surat refleksi Kurikulum Merdeka, desain sampul buku, foto Karya Saya, video pengalaman Disabilitas Berkarya, serta video kreasi pentas seni.
Salah satu peserta, I Gusti Ayu Menaka guru PPKN SMPN 1 Gianyar Bali mengatakan, “Saya senang dengan acara Festival Nyalanesia. Ini bisa menjadi ruang berkarya bagi guru di Indonesia. Saya menulis puisi dengan judul goresan pena warisan berharga. Sebuah karya yang saya angkat tentang budaya dari Bali. Ini menjadi sebuah karya saya yang terpilih di Festival Literasi Nasional 2025,” ujarnya kepada soloevent.

Nyalanesia adalah startup pengembang program literasi sekolah terpadu, yang memfasilitasi siswa dan guru untuk menerbitkan buku, mendapatkan pelatihan dan sertifikasi kompetensi, serta akses pada program-program apresiasi.
Didirikan oleh Lenang Manggala dan Aqib Wisnu yang merupakan lulusan prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, pada 2016 Nyalanesia hadir untuk menyelesaikan permasalahan guru dan penulis pemula untuk menerbitkan buku. Sejak tahun 2018, melihat tantangan yang besar dalam pengembangan program literasi sekolah, Nyalanesia memfokuskan diri untuk membantu 390.000+ sekolah di Indonesia dalam mengembangkan program Gerakan Literasi Sekolah yang dicanangkan pemerintah.