Soloevent.id – International Mask Festival (IMF) 2024 hari ke-2 (16/11/24) telah digelar di Pendhapi Gedhe Balaikota Surakarta. Dengan semangat merayakan keberagaman budaya melalui seni topeng, acara hari ini berlangsung pada pukul 15.00 – 23.00 WIB dengan 30 penampilan delegasi dari berbagai daerah serta penampilan spesial dari Fanny Soegi sebagai penutup.
Acara sesi sore dibuka dengan penampilan Sanggar Gendhug dari Semarang dengan tarinya, “Lamen Dadari”. Menceritakan tentang Gembong Amijoyo yang dikemas dengan gerak kontemporer. Terinspirasi dari kesenian rakyat Barongan Blora.
Tidak ketinggalan, Sinduru Indonesia dari Kalimantan Timur memeriahkan panggung dengan konsep unik dengan “Juja”. Juja atau Ma’Juja terinspirasi dari istilah makjuj, yang menggambarkan sifat akhir zaman. Karya ini memadukan gerak tradisional Kutai Kartanegara dengan elemen tari kontemporer, menyajikan kritik sosial yang penuh makna dan refleksi.
Dari delegasi luar negeri, The Place that Makes Culture is Yeolteo dari Republik Korea menghadirkan karya seni yang memadukan permainan topeng singa khas Provinsi Bukcheong dengan nuansa kekinian. Dengan durasi ±30 menit, pertunjukan ini memukau penonton dengan atraksi dan interaksi menyenangkan.
Sementara itu, Fanny Soegi menjadi penampil terakhir yang menutup hari kedua IMF 2024. Membawakan beberapa lagu, salah satunya “Asmaralibrasi”, menggambarkan keindahan emosi manusia, mencerminkan pesan universal yang selaras dengan tema IMF tahun ini, The Beauty of Solidarity. Sebagai penutup, Fanny menciptakan suasana yang memikat dan meninggalkan kesan mendalam di hati para penonton.
Dihari yang sama, telah diselenggarakan Indonesian Mask Organization (IMO) pada Sabtu pagi (16/11/24) di Museum Keris. Menghadirkan narasumber dari berbagai negara untuk membahas pentingnya seni topeng sebagai jembatan diplomasi budaya dan sarana generasi muda untuk melestarikan seni.
Dengan tema “The Beauty of Solidarity”, IMF 2024 hari kedua tetap mengukuhkan posisinya sebagai festival budaya yang tidak hanya merayakan seni, tetapi juga mempererat hubungan antarbangsa melalui pesan solidaritas dan harmoni budaya.