Pasar Jongke merupakan pasar tradisional yang selama ini oleh para pecinta kegiatan wisata dikenal sebagai salah satu pusat belanja oleh-oleh makanan khas Solo. Lokasinya berada di Jl. Dr. Rajiman, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Posisinya yang tidak jauh dari Kampung Wisata Batik Laweyan bikin pasar ini makin populer, apalagi ditambah dengan kemudahan akses.
Cerita Masa Lalu
Di balik itu, mungkin banyak yang belum tahu jika pasar tersebut telah ada sejak puluhan tahun lalu atau persisnya sekitar 1990-an. Pada masa tersebut bangunannya masih terlihat sederhana dan hanya terdiri dari satu lantai saja. Menurut informasi dari laman DPMTSP Kota Surakarta, pasar ini masuk kategori 1B dan terbagi dalam dua bagian, barat dan timur.
Untuk bagian barat berfungsi sebagai tempat jual beli kebutuhan sehari-hari, mulai dari daging atau bahan masakan, sayuran jajanan, sembako, pakaian, dan lainnya. Lalu yang bagian timur, menjadi pusat transaksi sepeda bekas yang kerap dikunjungi oleh para kolektor dan penggemar sepeda kuno.
Di masa-masa tersebut meski sudah mulai ramai dengan kehadiran sepeda motor, masih banyak yang lebih suka menggunakan sepeda kayuh sebagai alat transportasi. Namun seiring dengan perkembangan zaman, budaya tersebut makin terkikis yang kemudian membuat Pasar Jongke jadi sepi pengunjung.
Bukan itu saja, sepinya pengunjung tersebut ikut berpengaruh terhadap para pedagang sepeda dan banyak yang memilih menutup kiosnya. Kemudian berdasarkan kondisi inilah, Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta mengalihfungsikan Pasar Jongke sehingga menjadi pusat oleh-oleh makanan khas Solo.
Revitalisasi Besar-Besaran
Beberapa waktu usai diangkat jadi Walikota Surakarta, Gibram Rakabumingraka memutuskan melakukan revitalisasi besar-besaran di Pasar Jongke. Pengerjaannya dimulai pada bulan Juli 2023 dan menggunakan konsep ramah lingkungan sekaligus ramah difabel. Selang satu tahun berikutnya, proyek ini rampung dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu, 27 Juli 2024.
Saat ini Pasar Jongke mempunyai tampilan yang sangat indah dan megah. Desain bangunannya pakai gaya arsitektur ala kolonial Belanda dengan warna dominan putih. Pemilihan desain dan warna ini memiliki tujuan khusus, agar dapat menyatu dengan kawasan sekitarnya. Khususnya Kampung Wisata Batik Laweyan yang letaknya berada persis di sebelah selatan Pasar Jongke.
Pasar Jongke berada di atas lahan 1,7 hektar dengan luas bangunan 29.542 meter persegi dan terdiri dari tiga lantai. Jumlah lapaknya mencapai 2.100 unit yang terbagi dalam puluhan kios, los, dan oprokan. Sehingga daya tampungnya cukup besar dan bisa dipakai oleh pedagang dari Pasar Kabangan maupun Pasar Jongke.
Bahkan selain itu masih ada pelataran dan ruang workshop, hingga kantor. Kemudian untuk Pasar Kabangan, menurut rencana akan digunakan sebagai tempat parkir bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Kampung Wisata Batik Laweyan.