Soloevent.id – Sekitar 30 penjual kuliner tradisional didatangkan The Sunan Hotel Solo dalam Traditional Dessert Festival. Jajanan yang disuguhkan antara lain opak angin, kerengan, putu bumbung, jadah blondo, dawet, gempol pleret, cabuk rambak, pecel ndeso, sate kere, brambang asem, kue leker, serabi, dan sebagainya.
Salah satu yang diundang adalah Leker Crepes milik Iput yang sering mangkal di dekat Kopi Pojok, area Pasar Gede Solo. Iput awalnya berjualan leker, tapi karena sekarang memasaknya memakai teflon, lekkernya tersebut berkembang jadi crepes. Crepes ini hadir dalam empat rasa, yaitu cokelat keju, cokelat pisang, cokleat susu, dan coklat pisang keju. Harganya berkisar dari tiga hingga empat ribu Rupiah. Murah, kan?
Kemudian ada gulali lukis milik Dicky. Di tangan pria 20-an tahun ini, gulali dibentuk jadi kupu-kupu, kuda laut, tulisan. Ia baru menjalankan bisnis kuliner ini selama dua tahun. Hobinya menggambar jadi inspirasinya membuat gulali lukis. Selain itu, faktor capek kerja ikut orang juga jadi pendorongnya merintis usaha ini.
Kata Dicky, gulalinya murni terbuat dari gula dikaramelisasi. Harganya empat ribu Rupiah untuk gulali karakter lukisan dan lima ribu Rupiah untuk karakter nama (maksimal 7 huruf dan tidak bisa lebih karena bisa mempengaruhi tekstur karamel). Dicky biasanya berjualan di sekolahan, car free day, dan pasar malam.
Digelar selama dua hari di lobi The Sunan Hotel Solo, Senin-Selasa (28-29/10/2019), acara ini juga diramaikan dengan fashion show kain lurik rancangan Indrias Senthir, talkshow mengenai teh, Solo Batik Carnival, dan Putra Putri Solo.