Soloevent.id – Demi menghidupkan dan mengapresiasi rilisan fisik, Lokananta sebagai studio rekaman bersejarah di Indonesia menggelar acara yang mempertemukan para penikmat kaset dan CD, Sabtu (28/4/2019). Tutupnya para pelaku usaha toko kaset dan CD karena era digital turut menjadi latar belakang digelarnya event ini.
Record Store Day Solo diikuti oleh 23 stan rilisan fisik dari Solo, Yogyakarta, dan Semarang. Kaset atau CD yang dijual berkisar dari harga Rp20 ribu-Rp100 ribu. Acara ini merupakan rangkaian perayaan Record Store Day yang diperingati para penikmat rilisan fisik di seluruh dunia setiap 13 April.
Acara juga diramaikan dengan penampilan band indie dari beberapa kota. Yang terjauh berasal dari Lampung, band tersebut sedang dalam tur di beberapa kota di Pulau Jawa.
Booth officer Record Store Day Solo Anggit Wicaksono menjelaskan event ini juga punya misi untuk memberdayakan UMKM di bidang musik. “Melaui acara ini diharapkan industri musik nasional semakin berkembang dan menjadi perhatian masyarakat,” terangnya kepada Soloevent.
Record Store Day Solo juga menjadi pintu pembuka buat generasi milenial, pencinta musik, dan masyarakat Kota Solo agar lebih mengenal Lokananta sebagai warisan bangsa dalam bidang musik.
Anggit menambahkan, Lokananta saat ini berada di bawah PNRI (Percetakan Negara Republik Indonesia). Lokananta juga menggandeng komunitas Record Store Day untuk menjadi koordinator.
Kata Anggit, kegiatan di Lokananta semakin ramai. Beberapa waktu lalu, salah satu band kenamaan Indonesia, Slank, melakukan rekaman untuk album ke-23-nya di Lokananta. Anggit menjelaskan, Slank memilih Lokananta karena punya nilai sejarah, serta alat-alat dan ruangannya juga berkualitas.