Saturday, May 31, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaDalam Kesenian, Mereka Tidak Berbeda

Dalam Kesenian, Mereka Tidak Berbeda

Published on

- Advertisment -spot_img
spot_img

Soloevent.id – Kesenian itu bersifat universal, artinya seni dapat diterima dan dilakukan oleh siapa saja, tanpa terkecuali para penyandang disabilitas. Kali ini, pagelaran 24 Jam Menari menampilkan siswa-siswi berkebutuhan khusus. Mereka mementaskan sebuah karya berjudul “Kami Tak Berbeda” di Pendapa Ageng ISI Surakarta, Senin (29/4/2019).

Acara dibuka oleh Menteri Sosial yang diwakili Sekretaris Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kanya Eka Santi dengan menyampaikan beberapa hal mengenai penyandang disabilitas. “Dengan terselenggaranya acara ini sekaligus untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap para penyandang disabilitas,” paparnya.

Para penari membawakan tarian dengan penuh semangat, kompak, dan ceria. Untuk melancarkan gerakan, sang pelatih memberikan instruksi lewat gerakan tangan dari depan dan samping panggung. Pertunjukan tersebut diakhiri dengan pembacaan puisi oleh salah satu siswa.

Pelatih penari disabilitas, Jonet Sri Kuncoro, mengatakan butuh waktu tiga bulan untuk melatih mereka. “Tidak hanya saya sendiri [yang melatih], tetapi juga dibantu oleh beberapa guru di sekolah masing-masing. Tarian ‘Kami Tak Berbeda’ ini sebagai bentuk pembuktian bahwa anak-anak istimewa juga bisa melakukan tarian seperti orang lain. Mereka melakukannya dengan gembira, bahkan sebagian dari mereka ada yang berbakat dalam bidang kesenian tari ini,” ujar dosen mata kuliah Seni Tari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta itu.

Ada 28 siswa-siswi sekolah luar biasa yang ikut tampil. Mereka berasal dari tiga sekolah, yaitu Autis Yayasan Bina Asih (Surakarta), SLB B-C Hamong Putro (Sukoharjo) dan Disabilitas SLB N (Karanganyar). Para penari tersebut merupakan penyandang tunagrahita, tunarungu, tunawicara, dan tunadaksa.

Jonet yang sudah mempelajari bahasa isyarat sejak 2004, mempunyai inisiatif ingin mengajak anak-anak penyandang disabilitas untuk berkolaborasi. “Ini merupakan karya ketiga saya,” tuturnya usai penampilan.

“Kami Tak Berbeda” merupakan satu dari sekian banyak sajian di 24 Jam Menari 2019. Tahun ini terdapat sekitar 600 jenis tarian yang dibawakan oleh 191 kelompok tari dari dalam maupun luar negeri.

24 Jam Menari masih mempertahankan ciri khasnya, yaitu penampilan penari 24 jam. Di edisi ketiga belas ini, ada enam orang yang menari selama 24 jam nonstop. Mereka adalah I Nyoman Agus Triyuda (Bali), Pulung Jati Rangga Murti (Yogyakarta), Arbi Nuralamsyah (Sukabumi); Abib Habibi Igal (Banjarmasin), Darmasti dan Sri Hadi (Surakarta).



Event yang digelar oleh ISI Surakarta ini diadakan pada 29-30 April 2019. Panggung tersebar di enam lokasi, yakni halaman Rektorat ISI Surakarta, Pendhapa Ageng, Teater Kecil, Teater Besar, halaman Teater Besar, dan Teater Kapal.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Event SMEE-ITT Java Expo 2025 Digelar di Kota Solo, Pamerkan Produk-Produk Unggulan UMKM

Soloevent.id - Event SMEE-ITT (Small Medium Enterprises and Export - Investment Trade Tourism) Java...

Nyalanesia Launching Nyalagames di Festival Literasi Nasional 2025 Solo

Soloevent.id - Puncak acara Festival Literasi Nasional (FLN) kembali digelar di Balaikota Solo, Sabtu...

Melihat Surganya Barang Antik di Festival Vintage Balaikota Solo

Soloevent.id - Komunitas Soloraya Vintage menggelar Festival Vintage Romantika Sambung Rasa Tempo Doeloe di...

More like this

Kemeriahan Semarak Budaya Indonesia 2025, Para Penari Tampil Memukau

Soloevent.id - Semarak Budaya Indonesia (SBI) 2025 sebagai agenda tahunan Kota Surakarta kembali digelar...

Semarak Budaya Indonesia 2025, Selebrasi Ragam Budaya dalam Satu Harmoni

Soloevent.id - Kota Surakarta kembali menjadi saksi perhelatan seni akbar bertaraf nasional, Semarak Budaya...

Solo Menari 2025 Hadirkan Pertunjukan Tari 60 Grup di Balaikota Solo

Soloevent.id - Kota Solo kembali menggelar acara Solo Menari pada 29 April 2025. Tahun...