Soloevent.id – Pernah dapat pertanyaan seperti ini enggak, “Apa bedanya Solo dan Surakarta?” Pertanyaan itu rasa-rasanya simpel, tapi susah dijawab.
Solo dan Surakarta adalah dua kota yang sama. Berdasar sejarah, nama Surakarta diambil dari keberadaan Keraton Kasunanan Surakarta. Sedangkan Solo sejatinya merupakan nama sebuah desa yang ada di wilayah Surakarta. Waktu itu bernama Desa Sala.
Di desa tersebut, ada sebidang tanah milik Ki Gede Sala yang dibeli oleh Pakubowono II. Kala itu, Pakubuwono II membeli tanah tersebut seharga 10.000 ringgit (gulden Belanda). Tanah itu digunakan untuk mendirikan kerajaan baru pasca-Keraton Kartasura rusak karena pemberontakan. Kelak, kerajaan tersebut dikenal sebagai Keraton Kasunanan Surakarta.
Jadi, versi singkatnya, Solo adalah nama desa, sedangkan Surakarta adalah nama keraton.
Di zaman sekarang, orang lebih familiar dengan nama Solo. Tahu enggak, pelafalan “Solo” – bukan “Sala” – terjadi karena lidah penjajah Belanda enggak bisa mengucapkan Sala (“a” diucapkan sama seperti “o” pada “monitor”). Akhirnya salah ucap itu terbawa hingga saat ini.
Penyebutan Solo lebih terasa nonformal ketimbang Surakarta. Soalnya, Surakarta menjadi sebutan resmi bagi semua instansi pemerintahan, sekolah, gedung pelayanan, dan banyak lagi. Misalnya, Pemerintah Kota Surakarta, DPRD Kota Surakarta, Dinas Pariwisata Kota Surakarta.
Namun, mungkin karena lebih simpel dan gampang diingat, orang lebih suka menyebut Solo ketimbang Surakarta. Ditambah lagi, Solo juga sudah mendunia berkat lagu “Bengawan Solo” yang diciptakan maestro keroncong, Gesang.
Sudah tahu kan bedanya Solo dan Surakarta? Tapi bagaimana pun kamu menyebutnya, entah Solo ataupun Surakarta, enggak ada yang salah. kok. Kota ini tetaplah sama, kota yang kental akan budaya dan kuliner tradisionalnya.