Soloevent.id – Enggak hanya dalang-dalang senior saja yang beraksi di Hari Wayang Dunia 2018 di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, dalang-dalang cilik hingga remaja juga diberikan panggung.
Salah satu yang tampil adalah Gibran Maheswara. Dalang cilik berusia 7 tahun itu memainkan lakon “Tetuka Sang Gathutkaca” bersama teman-temannya dari SD Muhammadiyah 1 Surakarta, Rabu (7/11/2018). Pementasan ini mengolaborasikan antara wayang kulit dan wayang orang.
Ngomong-omong soal Gibran, dalang cilik ini kerap bikin prestasi. Sehabis manggung di Hari Wayang Dunia 2018, ia dihadiahi piagam penghargaan “Penyaji Kolaborasi Wayang Kulit dan Wayang Orang”.
Kali ini Soloevent mau mengajak kamu kenal lebih dekat dengan Gibran Maheswara.
Menyukai dunia dalang sejak kecil
Gibran mulai menyukai wayang sejak usia 1,5 tahun. Ketika itu sang ayah mengajak anaknya nonton pertunjukan wayang kulit di pesta pernikahan seseorang.
Sejak itu Gibran selalu pingin nonton pementasan wayang. Ketika ada pertunjukan wayang kulit, Gibran selalu ingin nonton. Bila diajak pula, ia menangis.
“Bahkan, setiap akan tidur, ia selalu menonton pertunjukan wayang di laptop,” tutur ayah Gibrab Maheswara, Agus Setyawan, saat ditemui Soloevent.
Belajar dalang di Sanggar Sarotama
Setiap satu minggu sekali, Gibran belajar ndalang di Sanggar Sarotama. Sejak usia 3,5 tahun hingga sekarang, ia masih belajar di sanggar yang berada di Karanganyar tersebut.
Gatutkaca dan Werkudara jadi favorit Gibran
Dua tokoh wayang itu selalu Gibran mainkan setiap hari. Selain itu, setiap pementasan, ia selalu memainkan lakon Gatutkaca, Werkudara, dan Anoman. Tahun depan, Gibran berencana menampilkan lakon “Cupu Manik” di Festival Dalang Nusantara.
Jam terbang tinggi
Gibran enggak pernah berhenti berlatih menjadi dalang. Kemampuan mendalangnya juga ditempa dari pengalaman manggung yang banyak. Gibran bahkan pernah diundang tampil di beberapa program TV swasta nasional.
Persiapan sebelum pentas
Saking seringnya berpentas bikin Gibran terbiasa dan hafal apa yang akan dia mainkan. “Tidak rewel dan selalu siap bahkan bersemangat ketika akan tampil di suatu pertunjukan wayang kulit,” kata Agus.