Soloevent.id – Keroncong tidak cuma dimainkan orang Indonesia, musisi dari Amerika Serikat pun ternyata bisa membawakannya. Itu dibuktikan oleh Rumput Band saat menjadi bintang tamu di Panggung Gesang, Rabu (18/7/2018).
Malam itu. penonton langsung menghadiahi tepukan tangan meriah saat Hannah Standiford (vokalis, cak) mengalunkan lirik pembuka “Caping Gunung”, “Ndek jaman berjuang….”
Setelah merampungkan “Caping Gunung” dengan khidmat, Hannah yang ditemani Andy McGrew (selo), Kylie Dosier (cuk), John Priestley (gitar), Nat Quick (bas), Paul Wilson (violin), dan Danis Sugiyanto (violin) melanjutkan pementasan lewat “Pejuang Sejati”.
Di lagu ketiga, Andy mengenalkan tiga temannya. Mereka tidak memegang alat musik, melainkan melengkapi penampilan Rumput Band dengan pertunjukan crankies. “Ini adalah seni lukisan yang sudah sangat lama,” katanya saat menerangkan apa itu crankies.
Buat yang belum tahu, crankies masih ”bersaudara” dengan wayang beber dan wayang kulit. Cerita dibeber dari gulungan kertas. Untuk perpindahan adegan, si dalang memutar gulungan kertas menggunakan sebuah alat. Sama seperti wayang kulit, crankies juga menggunakan blencong – dalam bentuk modern – untuk menyorot lembaran kertas yang dibeber.
Didampingi crankies, Rumput Band menyanyikan lagu rakyat dari tanah kelahirannya, “John Henry”. Uniknya, sewaktu dimainkan di Indonesia, judul lagu diubah menjadi “Mas Joko”, sedangkan liriknya diganti bahasa Jawa.
Ada lagi keunikan lainnya. Musik “Mas Joko” merupakan percampuran antara country dengan keroncong. “Karena kami berasal dari Virginia, salah satu pusat musik country di Amerika,” ungkap Andy. Laki-laki yang bekerja sebagai dosen etnomusikologi di University of Richmond itu menjelaskan “Mas Joko” bercerita tentang seorang miskin yang menjadi pahlawan.
Keroncong adalah jenis musik yang fleksibel. Jika sebelumnya mengoplos keroncong dengan country, di lagu keempat, “Jack and the Beanstalk”, Hannah dkk. menggabungkan keroncong dengan music Appalachia, Masih ditemani pemain crankies, durasi lagu ini lebih panjang dibanding lagu ketiga. Sedangkan di lagu kelima, “Lowland of Holland”, Rumput Band memasukkan irama musik khas Irlandia.
Namun sayang, penampilan Rumput Band di Panggung Gesang harus berakhir. Sebagai penutup dipilihlah “Walang Kekek” yang dipopulerkan oleh maestro keroncong Indonesia, Waldjinah.