Soloevent.id – Semangat kebinekaan menjadi inspirasi pembuatan kostum Solo Batik Carnival (SBC) XI. Kostum-kostum itu merupakan perwujudan tema “Ika Paramartha”. Menurut Ketua Yayasan Solo Batik Carnival, Lia Imelda, kata itu berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu ika yang berarti satu dan paramartha yang punya makna unsur-unsur baik.
“Tema ini merespon kejadian-kejadian tidak baik yang melanda Indonesia beberapa waktu belakangan. Keanekaragaman itu seharusnya bukan memecah belah, justru mempersatukan,” terangnya saat jumpa pers di Swiss-Bellin Saripetojo, Rabu (14/2/2018). Ia menyampaikan, perbedaan-perbedaan itu akan disatukan ke dalam pertunjukan seni budaya melalui Solo Batik Carnival.
Nantinya, kostum-kostum peserta bakal menampilkan kearifan lokal dari pulau-pulau di Indonesia, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua, plus DKI Jakarta. “Walaupun DKI Jakarta merupakan bagian Pulau Jawa, tetapi sengaja kami munculkan karena merupakan ibukota Indonesia,” jelas Koordinator Solo Batik Carnival XI, Ragowo Ade Kurniawan.
Dia menambahkan, tema SBC XI sudah digodok sejak November 2017. Penetapan “Ika Paramartha” sebagai tema dilakukan pada Februari 2018.
Solo Batik Carnival XI rencananya dihelat lima hari di bulan Juli 2018. Grand Carnaval akan dilangsungkan pada 15 Juli. Sedangkan tanggal 11-14 Juli bakal digelar eksebisi di Benteng Vastenburg. Ade menuturkan, Yayasan Solo Batik Carnival sudah siap membuka pendaftaran peserta.