Tuesday, May 20, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaMengenal Tradisi Masyarakat Tionghoa Saat Tahun Baru Imlek Tiba

Mengenal Tradisi Masyarakat Tionghoa Saat Tahun Baru Imlek Tiba

Published on

- Advertisment -spot_img
spot_img

TAHUN-BARU-IMLEK-001

 

Soloevent.id – Tradisi budaya Tionghoa mulai dihidupkan lagi sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.  Hal itu ditandai dengan menjadikan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional.

 

Tahun baru Imlek biasanya berselisih 1,5 bulan saja dari tahun baru Masehi. Karena selalu jatuh di musim hujan, maka perayaan Tahun Baru Imlek sering dirayakan di tengah cuaca hujan. Tapi konon hujan deras saat perayaan Imlek diyakini dapat mendatangkan berkah dan rezeki. Itu karena tetes hujan akan membawa kesuburan pada bumi yang ditandai melimpahnya pangan dan panen.

 

Orang Tionghoa biasanya juga membagi angpau yakni amplop kecil merah kadang bergambar naga emas yang berisi uang baru. Angpau merupakan simbol kasih sayang dan berbagi pada saudara dan sesama. Setiap orang yang lebih tua akan memberi angpau pada anak-anak, saudara, keluarga, atau teman yang lebih muda usianya.

 

TAHUN-BARU-IMLEK-002

 

Selain berbagi angpau, masyarakat Tionghoa  juga membuat kue keranjang. Kue yang yang mirip dodol ini terbuat dari ketan dan gula jawa. Dulunya kue ini diwadahi keranjang, maka untuk mudahnya dinamai kue keranjang. Kue yang awet ini juga dibagikan ke saudara dan handai taulan.

 

Tidak hanya untuk warga Tionghoa saja, kue keranjang juga dibagikan kepada semua orang. Ini bisa dijumpai di acara Grebeg Sudiro di Kota Solo. Selepas kirab, panitia membagi-bagikan kue keranjang kepada penonton.

 

Kue keranjang disebut juga dengan kue Nian Gao atau kue tahunan karena kue ini adanya hanya setahun sekali. Dalam penyajiannya, kue keranjang biasanya disertai kue mangkok merah. Semuanya merupakan perlambang kehidupan yang manis dan berkah.

 

Selain makanan khas, Tahun Baru Imlek ditandai pula dengan pemasangan lampion dan menggelar pertunjukan barongsai yang semuanya bermakna doa pengharapan pada keberuntungan.

 

 

 

Penulis: Puitri Hatiningsih

Foto: dokumen Soloevent

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Melihat Surganya Barang Antik di Festival Vintage Balaikota Solo

Soloevent.id - Komunitas Soloraya Vintage menggelar Festival Vintage Romantika Sambung Rasa Tempo Doeloe di...

Pameran Gold in Fest Semar Nusantara Hadirkan Penyanyi Anang dan Ashanty di The Park Mall Solo

Soloevent.id - Semar Nusantara menggelar pameran bertajuk Gold in Fest di Atrium Broadway The...

Kemeriahan Semarak Budaya Indonesia 2025, Para Penari Tampil Memukau

Soloevent.id - Semarak Budaya Indonesia (SBI) 2025 sebagai agenda tahunan Kota Surakarta kembali digelar...

More like this

Kemeriahan Semarak Budaya Indonesia 2025, Para Penari Tampil Memukau

Soloevent.id - Semarak Budaya Indonesia (SBI) 2025 sebagai agenda tahunan Kota Surakarta kembali digelar...

Semarak Budaya Indonesia 2025, Selebrasi Ragam Budaya dalam Satu Harmoni

Soloevent.id - Kota Surakarta kembali menjadi saksi perhelatan seni akbar bertaraf nasional, Semarak Budaya...

Solo Menari 2025 Hadirkan Pertunjukan Tari 60 Grup di Balaikota Solo

Soloevent.id - Kota Solo kembali menggelar acara Solo Menari pada 29 April 2025. Tahun...