Tuesday, June 24, 2025
spot_img
HomeMusikFakta tentang Tulus: Ternyata Pernah Di-bully Semasa Kecil

Fakta tentang Tulus: Ternyata Pernah Di-bully Semasa Kecil

Published on

- Advertisment -spot_img
spot_img

Soloevent.id – Siapa yang tidak kenal dengan Tulus? Solois pria yang lagi nge-hits ini telah mencuri hati penggemarnya lewat musik yang puitis dan sarat makna. Di balik karya-karyanya, pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, ini memiliki banyak cerita menarik dalam hidupnya. Simak ulasannya berikut.

Masa Kecil yang Kurang Menyenangkan

Di balik kesuksesannya yang gilang gemilang sekarang ini, ternyata seorang Tulus pernah jadi korban bully. Saat duduk di bangku sekolah ia sering dijuluki gajah karena badannya yang besar. Namun, hal ini tidak menghambat dirinya dalam berkarya. Lewat lagu dan album Gajah, Tulus seolah curhat tentang kehidupannya. Album yang rilis tahun 2014 ini semakin mendongkrak popularitasnya sebagai penyanyi di jagad musik Indonesia.

“Kau temanku kau doakan aku

Punya akal cerdas aku harus tangguh

Bila jatuh gajah lain membantu

Tubuhmu disitu pasti rela jadi tamengku”

Selamatkan Gajah Sumatera Bareng Kampanye #TemanGajah

Selain menjadi penyanyi, Tulus ternyata juga punya kepedulian terhadap lingkungan, lo. Ia ikut ambil bagian untuk menyelamatkan gajah melalui gerakan #TemanGajah. Kampanye “Selamatkan Gajah Sumatera” kembali ia gelar untuk menyelamatkan kelangsungan hidup gajah-gajah Sumatera yang terancam perburuan liar. #TemanGajah yang dimulai pada 20 Oktober 2017 merupakan lanjutan dari kampanye #JanganBunuhGajah yang pernah digelar di tahun sebelumnya. Kampanye ini memiliki target dana Rp2 miliar yang bakal disalurkan untuk membeli satelit GPS supaya memudahkan pengawasan terhadap gajah-gajah di Sumatera.

Seorang Penulis

Saat diinterview oleh Bazaar, Tulus mengaku dirinya gemar bercerita serta berbagi pengetahuan dan ilmu. Pelantun lagu “Sewindu” ini kerap melontarkan pemikiran dan ide-idenya lewat tulisan di Tumblr pribadinya, palawija.tumblr.com. Selalu merasa cukup adalah alasan pria bernama asli Muhammad Tulus ini menggunakan kata palawija sebagai nama alamat di situs tersebut. Begitupun dalam bermusik, saat aransemen musik bikinannya sudah mewakili lirik yang ingin dia ceritakan, menurutnya itu sudah cukup dan membiarkan lagu-lagunya mengisi hari orang lain.

 

Penulis: Christina Kusuma

Foto: Reza Kurnia Darmawan

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Jelajahi Karya Seni Kontemporer dan Teknologi Digital di Art Sura 2025

Soloevent.id - Pameran seni rupa Indonesia Art Sura 2025 digelar selama 8 hari pada...

Simak Rute Kirab Kebo Bule 1 Suro 1959 Keraton Kasunan Surakarta

Soloevent.id - Keraton Kasunanan Surakarta akan menggelar kirab untuk menyambut Tahun Baru Islam 1...

Pertunjukan Imersif Shishani & Sisterhood Tersaji Apik di Ndalem Djojokoesoeman

Soloevent.id - Erasmus Huis Jakarta bekerjasama dengan Solo International Performing Arts (SIPA) Festival menyelenggarakan...

More like this

Pertunjukan Imersif Shishani & Sisterhood Tersaji Apik di Ndalem Djojokoesoeman

Soloevent.id - Erasmus Huis Jakarta bekerjasama dengan Solo International Performing Arts (SIPA) Festival menyelenggarakan...

Pecas Ndahe Bikin Ger-geran Panggung Peken Jasindo di Keraton Kasunanan Surakarta

Soloevent.id - Grup humor asal Solo Pecas Ndahe tampil menghibur pada acara Peken Jasindo,...

Konser Laras Hati Mangkunegaran: Memperkuat Anak Muda dengan Budaya

Dalam rangka peringatan hari jadi ke-268 Mangkunegaran, konser musik Laras Hati Mangkunegaran digelar di...