Friday, December 5, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaPerbedaan Mantu Dan Ngundhuh Mantu

Perbedaan Mantu Dan Ngundhuh Mantu

Published on

- Advertisement -spot_img

KAHIYANG-BOBBY-001

 

Soloevent.id – Presiden Jokowi (Joko Widodo) sedang berbahagia karena putrinya, Kahiyang Ayu, telah dipersunting oleh Muhammad Afif Bobby Nasution. Satu yang menarik dari prosesi pernikahan ini adalah bagaimana keluarga Presiden Jokowi memperlihatkan prosesi pernikahan yang Jawa banget.

 

Dalam tradisi Jawa, menikahkan anak perempuan disebut dengan mantu. Banyak rangkaian kegiatan dalam acara ini, seperti siraman, sadeyan dawet, midodareni, menerima lamaran, ijab, dan panggih.

 

Ketika panggih pun masih ada acara seperti midak wiji dadi atau menginjak telur ayam, lalu mempelai putri membasuh kaki sang suami sebagai wujud berbaktinya istri pada suami. Lalu ada acara krobongan, kacar-kucur, dulangan yaitu saling menyuapi, juga ada ngunjuk degan, dan tentunya sungkeman pada kedua orang tua sebagai tanda bakti sebelum menjalani hidup baru.

 

Setelah panggih  dan pembacaan doa dilanjut dengan ular-ular temanten yang berisi nasehat pemuka agama. Sehabis itu biasanya ada hiburan tarian Jawa klasik, Tari Karonsih, yang menceritakan perpaduan dua kekasih atau dua mempelai. Sebelumnya ada Tari Gambyong untuk menyambut tamu. Juga di akhir ada tarian Kijang atau Merak atau Kelono Gandrung yang musiknya lebih rancak dari dua tarian sebelumnya.

 

Banyak pernik tradisi yang dilalui saat mantu maka durasinya jadi lebih panjang. Acaranya pun lebih besar dibanding menikahkan anak laki-laki alias ngundhuh mantu.

 

Ngundhuh  mantu dilakukan setelah acara mantu di pihak manten putri. Ngundhung mantu juga melalui serangkaian acara. Dimulai dari pembawa acara mengumumkan kedatangan rombongan pengantin, setelah itu dilakukan pasrah manten dari pihak laki-laki dan dijawab dari pihak laki-laki. Kemudian ibunda pengantin laki-laki meminumkan air putih pada dua mempelai atau ngunjuk toyo wening. Lalu ibu pengantin laki-laki membawa ikatan daun opo-opo dan digoyangkan di depan wajah dua mempelai. Daun opo-opo punya simbol agar dalam mengarungi bahtera rumah tangga selalu selamat dan tidak ada apa-apa.

 

 

Penulis: Puitri Hati Ningsih

Foto: Facebook (Presiden Joko Widodo)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Klinik Kesehatan Dibuka di Dalam Pura Mangkunegaran, Siapa Saja yang Bisa Berobat Gratis?

Surakarta, 3 Desember 2025. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (K.G.P.A.A.) Mangkoenagoro X meresmikan Klinik...

UEA Rayakan Hari Nasional Ke-54 di Solo, Gelar Pertunjukan Budaya di Masjid Sheikh Zayed.

Soloevent.id - Puncak Peringatan Hari Nasional Uni Emirate Arab (UEA) ke-54 kembali di gelar...

Pemkot Surakarta dan BPSDM Jawa Tengah Luncurkan Program “Kado Mama” di Kota Solo.

Soloevent.id - Pemerintah Kota Surakarta berkolaborasi dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Jawa Tengah...

More like this

UEA Rayakan Hari Nasional Ke-54 di Solo, Gelar Pertunjukan Budaya di Masjid Sheikh Zayed.

Soloevent.id - Puncak Peringatan Hari Nasional Uni Emirate Arab (UEA) ke-54 kembali di gelar...

Pemkot Surakarta dan BPSDM Jawa Tengah Luncurkan Program “Kado Mama” di Kota Solo.

Soloevent.id - Pemerintah Kota Surakarta berkolaborasi dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Jawa Tengah...

Konterensi Internasional Indonesia Mask Organization (IMO) 2025 : Bertukar Ilmu Topeng Global!

Soloevent.id - International Mask Festival (IMF) 2025 menghadirkan Konferensi Internasional Indonesia Mask Organization (IMO)...