Monday, March 10, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaPerbedaan Mantu Dan Ngundhuh Mantu

Perbedaan Mantu Dan Ngundhuh Mantu

Published on

spot_img
spot_img

KAHIYANG-BOBBY-001

 

Soloevent.id – Presiden Jokowi (Joko Widodo) sedang berbahagia karena putrinya, Kahiyang Ayu, telah dipersunting oleh Muhammad Afif Bobby Nasution. Satu yang menarik dari prosesi pernikahan ini adalah bagaimana keluarga Presiden Jokowi memperlihatkan prosesi pernikahan yang Jawa banget.

 

Dalam tradisi Jawa, menikahkan anak perempuan disebut dengan mantu. Banyak rangkaian kegiatan dalam acara ini, seperti siraman, sadeyan dawet, midodareni, menerima lamaran, ijab, dan panggih.

 

Ketika panggih pun masih ada acara seperti midak wiji dadi atau menginjak telur ayam, lalu mempelai putri membasuh kaki sang suami sebagai wujud berbaktinya istri pada suami. Lalu ada acara krobongan, kacar-kucur, dulangan yaitu saling menyuapi, juga ada ngunjuk degan, dan tentunya sungkeman pada kedua orang tua sebagai tanda bakti sebelum menjalani hidup baru.

 

Setelah panggih  dan pembacaan doa dilanjut dengan ular-ular temanten yang berisi nasehat pemuka agama. Sehabis itu biasanya ada hiburan tarian Jawa klasik, Tari Karonsih, yang menceritakan perpaduan dua kekasih atau dua mempelai. Sebelumnya ada Tari Gambyong untuk menyambut tamu. Juga di akhir ada tarian Kijang atau Merak atau Kelono Gandrung yang musiknya lebih rancak dari dua tarian sebelumnya.

 

Banyak pernik tradisi yang dilalui saat mantu maka durasinya jadi lebih panjang. Acaranya pun lebih besar dibanding menikahkan anak laki-laki alias ngundhuh mantu.

 

Ngundhuh  mantu dilakukan setelah acara mantu di pihak manten putri. Ngundhung mantu juga melalui serangkaian acara. Dimulai dari pembawa acara mengumumkan kedatangan rombongan pengantin, setelah itu dilakukan pasrah manten dari pihak laki-laki dan dijawab dari pihak laki-laki. Kemudian ibunda pengantin laki-laki meminumkan air putih pada dua mempelai atau ngunjuk toyo wening. Lalu ibu pengantin laki-laki membawa ikatan daun opo-opo dan digoyangkan di depan wajah dua mempelai. Daun opo-opo punya simbol agar dalam mengarungi bahtera rumah tangga selalu selamat dan tidak ada apa-apa.

 

 

Penulis: Puitri Hati Ningsih

Foto: Facebook (Presiden Joko Widodo)

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Konser Om Lorenza Ramaikan Acara Semarak Kreasi Ramadan di Pasar Jongke

Soloevent.id - OM (Orkes Melayu) Lorenza tampil menghibur warga solo di Halaman Pasar Jongke,...

Peringati 41 Tahun Anniversary, Pengembang Perumahan Fajar Group Beri Promo Menarik

Soloevent.id - Fajar Grup sebagai salah satu developer terkemuka di Kota Solo baru saja...

Ramada Suites Hotels Tawarkan Menu Paket Ramadan “Jelajah Rasa”

Soloevent.id - Momen berbuka puasa bersama keluarga, teman atau komunitas kini semakin spesial dengan...

More like this

Pertunjukan Adheging Kutha Sala The Story of Pakubuwono II Dikemas Modern

Soloevent.id - Dalam rangka memperingati hari jadi Kota Solo yang ke- 280, Pemerintah Kota...

Rangkaian Tinggalan Jumenengan Mangkoenagoro Kaping 3 Gelar Wayang Kulit

Soloevent.id - Pagelaran Wayang Kulit Babad Kartasura digelar pada Sabtu malam (8/2/2025) di Pamedan...

Perayaan Imlek Kota Solo Gelar Bazar UMKM dan Perahu Wisata di Kawasan Pasar Gedhe

Soloevent.id - Tahun Baru Imlek Kota Solo selalu meriah setiap tahunnya. Banyak agenda kegiatan...