Soloevent.id – Setiap 2 Oktober, warga Indonesia memperingati Hari Batik Nasional. Oleh UNESCO pada 2009 lalu, batik ditetapkan sebagai “Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi”.
Banyak pihak merayakan Hari Batik Nasional. Salah satunya adalah Program Studi Batik Jurusan Kriya Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Sebuah event bertajuk Batik Art Festival #2 diselenggarakan di Gedung Sungging Prabangkara di Kampus 2 ISI Surakarta. Acara yang digelar beragam, mulai dari talkshow dan workshop batik, bazar dan bursa batik, fashion show, serta 12 Jam Membatik.
Rangkaian acara yang disebut di akhir melibatkan mahasiswa Prodi Batik yang membatik selama 12 jam penuh. 12 Jam Membatik dimulai sekitar jam 11.00 WIB. Empat mahasiswi Prodi Batik ISI Surakarta yang mengenakan kostum menyerupai penari Merak menjadi pembatik yang pertama.
Salah satunya adalah Sinta Dewi. Mahasiswi ISI Surakarta angkatan 2017 ini duduk di atas bangku. Setelah mengambil malam cair menggunakan canting dan kemudian menyebulnya, Sinta mulai mempertebal pola di atas kain mori yang dibentangkan di gawangan secara perlahan.
Motif yang ia batik adalah Garuda Muka. Motif tersebut ia bikin bersama teman-teman satu prodi. “Biasanya motif seperti ini bisa diselesaikan sekitar 3 jam,” tuturnya. Karena digelar 12 jam, Sinta dkk. bergantian menyelesaikannya.
Walaupun berlangsung lama, Sinta menikmati proses itu. “Proses inilah yang membuat saya cinta terhadap batik tulis,” ujar perempuan asal Gawok, Sukoharjo itu.
Dekan FSRD ISI Surakarta, Ranang Agung Sugihartono, berharap melalui Batik Art Festival, akademisi bisa mengekspresikan karyanya. “Ini bisa menjadi wahana puncak kreatif bagi insan dunia fashion,” tutur dia saat memberikan sambutan.
Teks & foto: Reza Kurnia Darmawan