Soloevent.id – “Merdeka!” Kalimat itu dipekikkan berulang dari atas gunung sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo. Ya, Kamis (17/8/2017) pagi itu, komunitas Gerakan Orang Muda Peduli Sampah dan Lingkungan Hidup (Gropesh) punya cara beda untuk memperingati hari kemerdekaan ke-72 Indonesia.
Jika biasanya upacara diadakan di lapangan atau sekolah-sekolah, Gropesh menyelenggarakannya di atas berton-ton sampah yang ada di TPA Putri Cempo. Selain anggota Gropesh, acara ini diikuti oleh 20 bank sampah di Kota Solo dan tim lingkungan hidup. Beberapa peserta pun tampak memakai kostum dari olahan sampah plastik.
Prosesi upacara di atas gundukan sampah TPA Putri Cempo ini sama seperti upacara 17 Agustuts biasanya. Ada pengibaran bendera; mengheningkan cipta; pembacaan Pancasila, UUD 1945, teks Proklamasi; dan amanat pembina upacara. Acara ditutup dengan menyanyikan bersama-sama “Hari Kemerdekaan”.
Aktivis kemanusiaan, Sumartono Hadinoto, ditunjuk sebagai pembina upacara. Dalam pidatonya, Martono mengingatkan agar masyarakat bisa mengisi kemerdekaan dengan benar. Salah satunya yakni dengan menjaga lingkungan hidup.
“Masing-masing orang di Kota Solo ini setiap harinya menyumbang kurang lebih setengah kilo sampah. Untuk menjaga ekosistem, kita harus berbuat terlebih dulu dan jangan menunggu orang lain. Membudidayakan sampah adalah salah satu contohnya,” kata dia.
Sebagai penutup, Martono mengingatkan supaya bangga menjadi warga Indonesia. “Dengan semangat 17 Agustus ini, kita harus 100 persen Indonesia,” ujarnya.
2017 ini adalah tahun kedua pelaksanaan upacara bendera di TPA Putri Cempo. Penggagas acara, Denok Marty Astuti, mengatakan, acara ini menjadi refleksi kemerdekaan para pegiat lingkungan hidup.
Kenapa memilih TPA Putri Cempo?
“Tempat ini adalah hasil karya kita selama bertahun-tahun. Harapannya sampah di sini bisa terkurangi dengan cara anggota bank sampah menggerakkan masyarakat untuk mengolah sampah mulai dari rumah masing-masing,” jelasnya.