Saturday, November 8, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaJaka Tingkir Kalahkan Buaya Di Taman Satwa Taru Jurug

Jaka Tingkir Kalahkan Buaya Di Taman Satwa Taru Jurug

Published on

- Advertisement -spot_img

 

Soloevent.id – Perjalanan Mas Karebet atau Jaka Tingkir dari Desa Banyubiru menuju Demak ditampilkan di Taman Satwa Taru Jurug pada hari terakhir libur Lebaran, Minggu (2/7/2017). Pementasan ini sekaligus menandai berakhirnya program Pekan Syawalan 2017 yang dimulai dari 25 Juni hingga 2 Juli.

 

Tahun ini, Jaka Tingkir diperankan oleh putra Pakubuwono XIII, GPH Mangkubumi. Sebelum pementasan digelar, GPH Mangkubumi dikirab dari boulevard Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menuju danau Taman Satwa Taru Jurug. Menyusul di belakangnya terdapat peserta yang membawa gunungan ketupat dan apam.

 

Selama perjalanan, pemeran Jaka Tingkir naik di atas kereta kencana. Beberapa kali ia terlihat menyebar bunga dan uang receh. Uang logam itu kemudian direbutkan warga.

 

Pementasan Jaka Tingkir dimulai dengan perjalanan Jaka Tingkir melintasi danau menggunakan getek bersama tiga aktor dari Ketoprak Ngampung yang berperan sebagai Mas Manca, Ki Wuragil, dan Ki Wila.

 

Namun, di tengah perjalanan, mereka dihadang buaya-buaya. Singkat cerita, Jaka Tingkir dkk. melibas buaya-buaya itu. Para buaya yang mengakui kekalahan, akhirnya membantu Jaka Tingkir melintasi danau.

 

Lepas dari cerita Jaka Tingkir, GPH Mangkubumi dan panitia kemudian membagikan kupat dan apam kepada pengunjung Taman Satwa Taru Jurug.

 

Bagi GPH Mangkubumi, ini adalah peran keduanya menjadi Jaka Tingkir. Ia tidak butuh waktu lama untuk mempersiapkan perannya itu. “Persiapannya cuma sehari. Latihannya silat sama dialog. Lawan main saya adalah seniman-seniman ketoprak, jadi lebih mudah adaptasinya,” ujarnya.

 

Menurut putra tertua PB XII itu, adegan silat tidak terlalu susah. “Gerakannya enggak begitu jauh dengan tari,” katanya.

 

Budayawan Solo, KPA Winarno Kusumo, menjelaskan, sebenarnya tidak ada kaitannya antara cerita Jaka Tingkir dengan tradisi kupatan. “Acara ini dikemas untuk memberikan hiburan kepada masyarakat,” terang dia.

 

Menurutnya, cerita Jaka Tingkir ini patut diteladani karena mengajarkan agar terus berusaha untuk mencapai cita-cita walaupun mengalami kesulitan. “Mas Karebet bermula sebagai masyarakat bawah. Ia akhirnya berhasil menjadi raja di Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Agar cita-cita tercapai harus berani rekasa dulu,” beber Winarno.

 

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Gelaran Hari Wayang Dunia XI, Lengkapi Rangkaian Dies Natalis ke-61 ISI Surakarta

Soloevent.id - Hari Wayang Dunia kembali digelar di Institute Seni Indonesia Surakarta (ISI), Sabtu...

Merasakan Pengalaman Wellness Turism di Royal Surakarta Wellness Festival 2025

Soloevent.id - Royal Surakarta Wellness Festival digelar pada 1-30 November 2025 di Kota Solo....

Puncak Acara Milad Rapma FM ke-28 Hadirkan Panggung Gigs Musik di Hetero Space Solo

Soloevent.id - Komunitas radio Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Rapma FM baru saja menggelar perayaan...

More like this

Gelaran Hari Wayang Dunia XI, Lengkapi Rangkaian Dies Natalis ke-61 ISI Surakarta

Soloevent.id - Hari Wayang Dunia kembali digelar di Institute Seni Indonesia Surakarta (ISI), Sabtu...

Solo Batik Fashion 2025 Hadirkan Konsep Berbeda Selama Tiga Hari

Soloevent.id - Solo Batik Fashion (SBF) 2025 kembali digelar di Bale Pangenggar Taman Balekambang...

Solo Literasi Festival 2025, Ajak Masyarakat Tanamkan Semangat Budaya Membaca Anak

Soloevent.id - Pemerintah Kota Solo bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan menggelar acara Solo Literacy...