Institut Seni Indonsia Solo menggelar acara Kampung Seni. Acara ini diadakan di Kampus II ISI Surakarta selama 2 hari, 7-8 November 2015 mulai pukul 07.00-21.00 WIB. Kampung Seni ini dibuka oleh Rektor ISI Surakarta diiringi staff, pejabat beserta tamu undangan.
Performance eksperimen kreatif menjadi awal prosesi pembukaan Kampung Seni. Konsep eksperimen kreatif ini adalah masyarakat petani yang sudah mulai terdesak pembangunan. Ini divisualkan dengan seorang petani mengayuh sepeda sambil menarik sawah. Sangking berat dan lamanya berjuang di lahan pertanian, muncul tanaman di tubuh petani sebagai simbolisasi kerja kerasnya.
Di hari pertama, acara Kampung Seni diramaikan oleh anak-anak SD yang mengikuti lomba mewarnai memedi sawah dan mural on the street dari jam 7 pagi. Mereka mendapatkan  kapur untuk mencoret jalan di sekitar kampus. “Bagaimana anak-anak itu berkreasi. Mereka bebas mengekspresikan. Manusia itu mempunyai dasar kreatifitas. Anak-anak itu saya bebaskan. Coba kamu goreskan kapur di jalan, di paving ini.” cerita Indarto, S.Sn, M.Sn, HDii.  Tema khusus dari mewarnai jalan ini ialah masyrakat agraris. “Event kita ini kedepan memang akan kita selenggarakan antara bulan 9-11. Bulan dimana akan ada satu pergantian musim dari yang panas kemarau panjang akan mengahadapi musim penghujan. Itu pertimbangnnya adalah lebih kepada sebagian besar masyarakat nusantara adalah masyarakat petani. Masyarakat petani adalah penyokong utama roda ekonomi”, terang Indarto, S.Sn, M.Sn, HDii.
Alasan memedi sawah menjadi tema lomba mewarnai karna memedi sawah ialah wujud dari visualisasi konsep petani. Petani mempunyai satu dewi yaitu Dewi Sri lambang kesuburan, kemakmuran bagi masyarakat petani. Wujud Dewi Sri menjadi konsep visual memedi sawah.