Monday, August 11, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaMengubah Model “Biasa” Menjadi “Tidak Biasa” Ala Retno Tan

Mengubah Model “Biasa” Menjadi “Tidak Biasa” Ala Retno Tan

Published on

- Advertisement -spot_img

 

MENGUBAH MODEL ALA RETNO TAN

Jika biasanya seorang model hanya berlenggak-lenggok di atas catwalk saat memeragakan busana, maka di tangan R.A.F.S. (Retno Tan Arts in Fashion & Sport) “pakem” tersebut bakal diubah. Melalui workshop yang akan digelar pada Sabtu-Rabu (28 Februari – 4 Maret 2015) di lima tempat berbeda (Pendhapa Tamtomo, Kemlayan Art Camp, Balekambang, Studio Adhiwangsa, dan Laboratorium UNS), tujuh model profesional bakal dilatih untuk menjadi seorang peragawan/peragawati yang “spesial”.

Direktur R.A.F.S., Retno Tri Astuti, menerangkan dalam laboraturiumnya itu ada tiga disiplin yang digabungkan: seni, fashion, dan olahraga. Dengan turut mengajak seniman tari dan praktisi kesehatan seperti Boby Ari Setiawan, Bambang Mbesur, dan dr. Didik Gunawan Tamtomo, para peraga itu bakal melahap delapan materi, yaitu koreografi;  anatomy, health, and nutrition; conditioning; martial art, out door activity; yoga; words, sound, and technique; serta beauty class.

“Ini adalah program pertama R.A.F.S. Di sini para model akan kami coba tingkatkan self awareness-nya. Tubuh sangat penting bagi seorang model. Saat kami beri porsi latihan ala atlet dan penari, mereka bakal tahu cara mengenakan rancangan baju sesuai kebutuhan,” jelas Retno saat berbincang dengan wartawan, Jumat (27/2/2015) di Pendhapa Tamtomo, Banjarsari, Solo.

Wanita yang tahun lalu membuat pertunjukan tari kontemporer bertajuk Solo, Duo, Trio, Quarto ini, berharap dari materi-materi yang diberikan dapat menunjang performa para model saat menampilkan karya-karyanya di panggung Jogja Fashion Festival 2015, 6 Maret di Plaza Ambarukmo, Yogyakarta.

Menggunakan bahan-bahan bekas dan plastik, tujuh rancangan busana Retno akan berbicara tentang isu pencemaran lingkungan. “Koleksi ini merupakan teriakan saya tentang pencemaran lingkungan. Mereka saya kumpulkan untuk menunjukkan isu tersebut. Saya membutuhkan detail tubuh mereka,” ungkapnya.

Agar karyanya lebih bisa berbicara, Retno membungkus pertunjukannya dengan konsep performing art. “Isu tersebut tidak cukup jika hanya dituangkan dengan berjalan di atas catwalk. Ada nilai beauty, spirit, and body yang ingin saya tampilkan” tambahnya.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Kenalkan Asal-Usul Sejarah dan Budaya Daerah Kepada Generasi Muda Lewat Tradisi Lisan Toponimi

Soloevent.id - Pemerintah Kota Solo melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta menggelar Festival...

Grand Final Pemilihan Putra Putri Solo 2025, Ajang Inspiratif Promosikan Kota Solo

Soloevent.id - Malam Grand Final Putra Putri Solo 2025 kembali digelar di Halaman Balaikota...

Developer Perumahan Fajar Group Gelar Open House Sambut HUT ke-80 Republik Indonesia

Soloevent.id - Developer perumahan di kawasan Solo Raya, Fajar Group menggelar acara Open House...

More like this

Kenalkan Asal-Usul Sejarah dan Budaya Daerah Kepada Generasi Muda Lewat Tradisi Lisan Toponimi

Soloevent.id - Pemerintah Kota Solo melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta menggelar Festival...

Grand Final Pemilihan Putra Putri Solo 2025, Ajang Inspiratif Promosikan Kota Solo

Soloevent.id - Malam Grand Final Putra Putri Solo 2025 kembali digelar di Halaman Balaikota...

Solo International Performing Arts 2025, Rayakan Mahakarya Seni dalam “Nifty, Artful & Visionary”

Soloevent.id - Pagelaran kesenian bertaraf internasional, Solo International Performing Arts (SIPA) akan kembali digelar...