Wednesday, September 3, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaMengubah Model “Biasa” Menjadi “Tidak Biasa” Ala Retno Tan

Mengubah Model “Biasa” Menjadi “Tidak Biasa” Ala Retno Tan

Published on

- Advertisement -spot_img

 

MENGUBAH MODEL ALA RETNO TAN

Jika biasanya seorang model hanya berlenggak-lenggok di atas catwalk saat memeragakan busana, maka di tangan R.A.F.S. (Retno Tan Arts in Fashion & Sport) “pakem” tersebut bakal diubah. Melalui workshop yang akan digelar pada Sabtu-Rabu (28 Februari – 4 Maret 2015) di lima tempat berbeda (Pendhapa Tamtomo, Kemlayan Art Camp, Balekambang, Studio Adhiwangsa, dan Laboratorium UNS), tujuh model profesional bakal dilatih untuk menjadi seorang peragawan/peragawati yang “spesial”.

Direktur R.A.F.S., Retno Tri Astuti, menerangkan dalam laboraturiumnya itu ada tiga disiplin yang digabungkan: seni, fashion, dan olahraga. Dengan turut mengajak seniman tari dan praktisi kesehatan seperti Boby Ari Setiawan, Bambang Mbesur, dan dr. Didik Gunawan Tamtomo, para peraga itu bakal melahap delapan materi, yaitu koreografi;  anatomy, health, and nutrition; conditioning; martial art, out door activity; yoga; words, sound, and technique; serta beauty class.

“Ini adalah program pertama R.A.F.S. Di sini para model akan kami coba tingkatkan self awareness-nya. Tubuh sangat penting bagi seorang model. Saat kami beri porsi latihan ala atlet dan penari, mereka bakal tahu cara mengenakan rancangan baju sesuai kebutuhan,” jelas Retno saat berbincang dengan wartawan, Jumat (27/2/2015) di Pendhapa Tamtomo, Banjarsari, Solo.

Wanita yang tahun lalu membuat pertunjukan tari kontemporer bertajuk Solo, Duo, Trio, Quarto ini, berharap dari materi-materi yang diberikan dapat menunjang performa para model saat menampilkan karya-karyanya di panggung Jogja Fashion Festival 2015, 6 Maret di Plaza Ambarukmo, Yogyakarta.

Menggunakan bahan-bahan bekas dan plastik, tujuh rancangan busana Retno akan berbicara tentang isu pencemaran lingkungan. “Koleksi ini merupakan teriakan saya tentang pencemaran lingkungan. Mereka saya kumpulkan untuk menunjukkan isu tersebut. Saya membutuhkan detail tubuh mereka,” ungkapnya.

Agar karyanya lebih bisa berbicara, Retno membungkus pertunjukannya dengan konsep performing art. “Isu tersebut tidak cukup jika hanya dituangkan dengan berjalan di atas catwalk. Ada nilai beauty, spirit, and body yang ingin saya tampilkan” tambahnya.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Artikel Populer

Artikel Terbaru

PROJEK-D Vol.4 Hadirkan 22 Penampil di De Tjolomadoe

Soloevent.id - Konser PROJEK-D Vol.4 kembali digelar selama dua hari, Sabtu-Minggu (30-31/8/2025) di De...

Semarakkan HUT RI-80, Kelurahan Jagalan Gelar Jagal Fun Run 2025

Soloevent.id - Dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, Kelurahan Jagalan menggelar Event...

Semarakkan HUT RI Ke-80, Ada Pameran Alutsista di Benteng Vastenburg Solo

Soloevent.id - Dalam rangka menyemarakkan HUT RI ke-80, Korem 074 Warastratama menggelar pameran alutsista...

More like this

Semarakkan HUT RI-80, Kelurahan Jagalan Gelar Jagal Fun Run 2025

Soloevent.id - Dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, Kelurahan Jagalan menggelar Event...

Panggung Gamelan Ethnic Musik Festival Tampilkan Kolaborasi Musik Tradisional dan Modern

Soloevent.id - Gamelan Ethnic Music Festival (GEMFest) 2025 telah digelar selama dua hari pada...

Pra-Event #2 Solo International Performing Arts (SIPA) 2025 Digelar di Koridor Gatot Subroto

Soloevent.id - Solo International Performing Arts (SIPA) 2025 akan kembali digelar pada tanggal 4-6...