GOR Sritex Arena, Jumat (26/12/2014) malam, dibuat bergemuruh oleh tembang-tembang syahdu nan romantis. Seluruh penjurunya seakan tidak mau melewatkan momen koor massal bersama penyanyi pujaan. Pada 20.20 WIB, mengenakan kemeja berpadu jeans hitam, sang idola yang dinanti akhirnya menampakkan diri. Dengan senyum terkembang, jeritan histeris dari penggemarnya mengiringi langkahnya ke bibir panggung.
Lewat lagu “Baru”, repertoar secara sah dimulai. Lagu bernuansa ceria tersebut sukses memuaskan dahaga para Teman Tulus (sebutan untuk fans Tulus) akan sosok sang bintang yang sangat dinanti kedatangannya. “Ini adalah kali pertama saya tampil di Solo. Saya bertemu banyak orang-orang yang menyenangkan malam ini. Ada yang jatuh cinta di malam ini?” sapanya sebelum mengawali “Jatuh Cinta”.
Solois kelahiran Bukittinggi, 20 Agustus 1987, itu nampak percaya diri dalam menggeber nomor-nomornya yang bertemakan cinta, seperti “Bumerang”, “Gajah”, dan “Teman Hidup”. Ada kejadian lucu saat ia menyanyikan lagu yang disebutkan di akhir. Seorang penonton tiba-tiba memberinya sebuah kado. “Ini mau dibuka dulu atau dilanjutin?” candanya.
Usai merampungkan lagu yang berasal dari album pertamanya itu, Tulus berkata, “Semenjak album kedua [Gajah] dirilis, di rumah saya banyak sekali lukisan dan boneka gajah. Jumlahnya ratusan.” Pria bersuara lembut ini, mengajak para penonton untuk berdiri dari tempat duduknya saat membawakan salah satu nomor dari album teranyarnya itu, “Lagu untuk Matahari”.
Tak ketinggalan, Tulus juga sempat membawakan cover version “1000 Tahun Lamanya” yang masuk dalam album Pongki Barata Meets the Stars. Setelahnya, lewat dentingan keyboard, hentakan bass drum, dan suara maracas yang minimalis, mengalunlah karya masterpiece album Gajah, “Jangan Cintai Aku Apa Adanya”, yang disambut dengan ber-sing along di seluruh venue.
Gelaran Pertunjukan Sepatu Baru Tulus juga menjadi ajang berbagi kebahagiaan antara Teman Tulus Solo dengan seorang gadis kecil penjual koran, bernama Anisa. Hadiah sepatu baru baginya diserahkan langsung oleh Tulus. “Walaupun jualan koran, tapi jangan lupa untuk tetap bersekolah, ya,” tuturnya kepada Anisa. Momen itu menjadi awalan didendangkannya “Sepatu”.
Konser akhir tahun berdurasi satu jam tersebut, ditutup dengan manis oleh hits yang melambungkan nama Tulus, “Sewindu”. Di akhir penampilannya, penyanyi yang baru saja mendapatkan penghargaan The Best Pop Track dari Indonesian Cutting Edge Music Awards (ICEMA) 2014 ini berujar, “Semoga saya bisa kembali lagi ke Solo suatu saat nanti.”