Saturday, September 13, 2025
spot_img
HomeMusik‘Ritual’ Rock In Solo Berlanjut

‘Ritual’ Rock In Solo Berlanjut

Published on

- Advertisement -spot_img

‘RITUAL’ ROCK IN SOLO BERLANJUT-post

Siang itu, Firman “Bolie” Prasetyo menerangkan, ada suatu momen ketika ia dan rekan-rekannya dari Down For Life, ngobrol bersama personil Superman Is Dead, Navicula, dan beberapa scenester Bali, di sebuah kafe di Kuta. Dalam perbincangan itu, sempat terucap keirian pegiat skena Pulau Dewata terhadap Solo. “Gila ya, kota sekecil Solo, bisa punya acara segede Rock In Solo,” ucap Bolie menirukan salah satu omongan.

Tidak bisa dipungkiri, kota berpenduduk kurang lebih 563.659 jiwa ini, telah masuk ke dalam percaturan metal dunia, dengan menggelar hajatan bertaraf internasional yang mendatangkan band-band luar negeri. Tidak hanya nama-nama beken mancanegara saja yang diundang, musisi domestik pun turut diajak untuk menghentak pergelaran tahunan bernama Rock In Solo (RIS).

Dalam sesi bincang-bincang santai “Merayakan Satu Dekade yang Penuh dengan Pembangkangan” di Ruang Seminar FISIP UNS, Selasa (30/9/2014), Bolie mengutip pernyataan salah satu penggagas Hammersonic Festival, sebuah event metal besar di Tanah Air. Ia berkata bahwa, “Hammersonic ada karena Rock In Solo.”

Dalam sesi obrolan yang diprakarsai oleh Komunitas Musik FISIP (KMF) itu, para pembicara menguraikan bahwa RIS yang bermula dari acara musik, seiring berkembangnya usia telah menjadi entitas baru di Kota Bengawan.  “Jika berbicara Solo, tidak hanya keraton, nasi liwet, batik, tapi ada juga RIS di sana,” terang Bolie selaku Dewan Jenderal Divisi Media dan Propaganda. Ini tak lepas dari banyaknya metalheads dari seluruh penjuru Indonesia yang hadir di gelaran tahunan itu, sehingga nama RIS telah termahsyur di segala pelosok negeri.

Beragamnya karakteristik metalheads yang hadir, menyebabkan event yang bakal diselenggarakan pada 11 Oktober 2014 mendatang ini, menurut Adia Prabowo selaku MC RIS 2014, telah menyebabkan perhelatan tersebut berkembang dari bersenang-senang menjadi “ritual”. Mereka semua berkumpul, menikmati musik kesukaan, headbang, moshing, tanpa mempertimbangkan identitas agama dan kesukuan.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Festival Payung Indonesia 2025, Sajikan Payung Catra Panji hingga Pameran Kesenian Lainnya.

Soloevent.id - Festival Payung Indonesia (FESPIN) kembali digelar pada Jumat-Minggu (5-7/9/2025) di Taman Balekambang...

Telur Asin dan Kinang Jadi Tradisi dan Sajian Khas Grebeg Mulud Sekaten Solo

Soloevent.id - Momen perayaan Sekaten hingga Grebeg Mulud di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat identik...

SIPA Mart 2025 Jembatani Promosi dan Jejaring Seni Budaya Global

Soloevent.id - SIPA Mart 2025 kembali sukses digelar di Loji Gandrung Solo, Sabtu (6/09/25)....

More like this

PROJEK-D Vol.4 Hadirkan 22 Penampil di De Tjolomadoe

Soloevent.id - Konser PROJEK-D Vol.4 kembali digelar selama dua hari, Sabtu-Minggu (30-31/8/2025) di De...

Malam Puncak Solo Keroncong Festival 2025 Berlangsung Meriah, Hadirkan Penyanyi Malaysia

Soloevent.id - Solo Keroncong Festival (SKF) 2025 kembali digelar pada Jumat - Sabtu (25–26...

Pertunjukan Imersif Shishani & Sisterhood Tersaji Apik di Ndalem Djojokoesoeman

Soloevent.id - Erasmus Huis Jakarta bekerjasama dengan Solo International Performing Arts (SIPA) Festival menyelenggarakan...