Napak Budaya Samanhoedi (NBS) 2014 resmi digelar. Acara pembukaan berlangsung pada Kamis (4/9/2014), dihadiri oleh waris keluarga Samanhoedi dan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo. Perhelatan malam itu juga dimeriahkan penampilan kolaborasi antara Bukan Pitu Langit, Endah Laras, dan Chosaeri. Para seniman musik dan lukis itu mempertunjukkan art performance berjudul “Lukisan Bunyi”.
Di kala menanti kedatangan AD 1, warga yang telah berkumpul di lokasi, dihibur oleh penampilan Bukan Pitu Langit. Mereka menggubah lagu-lagu keroncong dan beberapa lagu daerah dengan pendekatan etnik jazz.
Sekitar pukul 20.30 WIB, orang nomor satu di Kota Solo itu akhirnya tiba. Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”. Setelahnya, Ketua Penyelenggara NBS 2014, Andri Albicia Hamzah, memberikan sambutan. Dalam pidatonya, dia ingin menjadikan sosok Samanhoedi sebagai ikon wisata Kelurahan Sondakan. “Karena kita telah mempunyai Jl. KH. Samanhoedi, Balai Samanhoedi, Museum Samanhoedi, dan Napak Budaya Samanhoedi,” kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Pokdarwis Sondakan ini.
Senada dengan Andri, Rudy (sapaan F.X. Hadi Rudyatmo) mengapresiasi langkah Kelurahan Sondakan dalam mem-branding daerah yang terletak di Kecamatan Laweyan itu dengan sosok Samanhoedi. “Saya pesan kepada Pak Lurah, supaya bisa membuat panggung seni di sini, supaya masyarakat bisa paham betul dan dapat meniru jejak beliau [Samanhoedi],” tandasnya.
Rudy juga mengapresiasi swadaya masyarakat dalam menyokong event yang telah berlangsung selama empat tahun ini. Ia mengatakan bahwa semangat warga merupakan suatu nilai luhur yang membudayakan kegotongroyongan dalam merawat, menjaga, mengamankan, dan memiliki Sondakan. “Ini adalah langkah bagus untuk mewujudkan masyarakat yang waras, wasis, dan wareg,” tuturnya.