BALEKAMBANG, SOLOEVENT.CO.ID – hutan kota milik Kota Surakarta ini, menyajikan berbagai acara kebudayaan yang menarik. Terpajang di depan pintu utama, sering dijumpai banner-banner besar yang menginformasikan acara di taman berisikan pepohonan rindang ini. Acara sajian di taman ini selalu ditaksir banyak masyarakat luas. Sabtu (14/6) taman ini menawarkan sajian budaya dengan cerita khas Keraton. Dimana Hanoman sebagai pemeran utama yang lincah, lucu, serta cerdik dalam sendratari ini. Diiringi oleh penari-penari cilik, dan taburan musik khas Jawa, Hanoman bergaya bak pangeran yang dikelilingi perempuan cantik. Tak hentinya Hanoman berlagak pecicilan kesana-kemari dengan tingkah lucunya. Terlepas dari cerita naskah, Hanoman menarik perhatian dengan mengambil segelas air minum milik penonton. Serentak semua penonton tertawa terbahak melihat tingkah usil yang diperankan anak SMP Batik ini.
Pemeran utama bernama Dinar ini berprilaku sebagai monyet putih dihadapan penonton. Tak diherankan bahwa penampilannya sangatlah memanjakan mata dan patut diacungi jempol. “Aku udah belajar pentas kayak gini udah dari umur 5 tahun mbak” ucapnya saat ditemui setelah pementasan.
Tak hanya pemeran utama berusia 15 tahun yang larut dalam acara sendhatari di Taman Balekambang, penonton pun ikut larut dalam heningnya bulan purnama hari ke-14 di bulan Juni ini. Ani, seorang ibu rumah tangga yang mengaku selama 4 bulan berturut-turut selalu ikut serta dalam acara yang ada di taman belakang Manahan ini. “Acaranya murah meriah ya, hanya bayar parkir, dan acaranya bagus. Tujuannya kan bisa ngenalin lakon-lakon Ramayana gini ke anak-anak” akunya, malam itu.
Cerita yang ditawarkan setiap malam bulan purnama ini, menarik banyak penonton dari berbagai usia, tak hanya pasangan muda-mudi yang memenuhi kursi open stage. Anak usia dini pun, rela berhimpitan untuk melihat lakon utama yang diperankan Dinar. Antusias masyarakat, serta lakon yang berperan penting dalam pertunjukkan mendorong nilai budaya yang ada di kota batik ini. Budaya yang tak ada pernah matinya di kota bengawan selalu menjadi daya tarik tersendiri dalam berbagai event Kota Solo yang dijuluki sebagai “Kota Budaya”. Sebagai masyarakat global yang dituntut semakin maju di era seperti ini, ada baiknya kita juga ikut andil dalam melestarikan budaya Solo ini. Dan saksikan budaya bulan purnama selanjutnya, di 11 Juli nanti. Coming soon guys !