Monday, June 2, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaSekaten, Warisan Leluhur Yang Tak Lekang Oleh Zaman

Sekaten, Warisan Leluhur Yang Tak Lekang Oleh Zaman

Published on

- Advertisment -spot_img
spot_img

WAHANA NOSTALGIC SEKATEN SOLO

Kota Solo termasuk kota yang masih menjaga baik adat budaya dan tradisi yang diwariskan para leluhur. Tidak heran bila suasana budaya masih terasa kuat ketika berkunjung ke kota asal Presiden Joko Widodo ini. Salah satu budaya warisan abadi Kota Solo yang masih dipertahankan sampai sekarang yaitu Sekaten. Tahun ini, Sekaten dimulai pada tanggal 17 Desember 2015.

Sekaten dapat diartikan sebagai upacara perayaan hari kelahiran Rasulullah SAW. Oleh karena itu, sekaten selalu diadakan menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal. Sekaten diambil dari bahasa Arab yaitu Syahadatain. Menurut sejarah, Sekaten erat hubungannya dengan penyebaran ajaran agama Islam di wilayah Solo. Inilah alasan Solo tidak pernah tanggung-tanggung dalam mengadakan upacara Sekaten. Sekaten Solo menjadi satu acara yang senantiasa ditunggu-tunggu masyarakat Solo dan wisatawan. Setiap tahunnya sekaten Solo selalu ramai pengunjung.

Mulainya tradisi Sekaten ditandai dengan dikeluarkannya dua gamelan pusaka Keraton yaitu, gamelan Kyai Guntur Madu dan gamelan Kyai Guntur Sari. Kedua gamelan pusaka Keraton ini nantinya akan ditata di Bangsal Pagongan, Masjid Agung Surakarta, untuk kemudian dibunyikan selama satu minggu penuh. Terhitung dari tanggal 5 bulan Mulud hingga 11 bulan Mulud.

Dalam tradisi Sekaten Keraton Surakarta ini masing-masing perangkat gamelan pusaka akan melantunkan dua gending berbeda secara bergantian. Pertama gending Rembu dimainkan pada Kyai Guntur Madu sementara Kyai Guntur Sari memainkan gending Rangkung.

Setelah satu seminggu dimainkannya dua gending tadi, seluruh kegiatan dalam perayaan ini akan ditutup dengan Grebeg Mulud tepat di hari perayaan Maulid Nabi di Masjid Agung Surakarta. Grebeg Mulud inilah yang disebut sebagai upacara adat yang paling besar dan paling banyak menyedot perhatian masyarakat luas.

Selain tradisi di bulan Mulud ini, kota Solo masih memiliki beragam upacara adat lainnya yang dapat dijadikan rujukan wisata budaya kota Solo. Seperti Kirab Malam Suro, Grebeg Mulud, Grebeg Poso, Grebeg Syawal, Grebeg Besar, dll.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Satu Dekade Kirab Bhinneka Gandekan 2025 Simbol Keberagaman Budaya Kelurahan Gandekan

Soloevent.id - Kirab Bhinneka Gandekan kembali digelar di Kelurahan Gandekan Solo, Minggu (1/6/2025). Event...

Museum Negeri Mulawarman Hadirkan Topeng Hudoq di Museum Keliling Indonesia 2025

Soloevent.id - Pameran museum keliling se-Indonesia digelar di Taman Balekambang Solo, Selasa-Minggu (27 Mei...

Event SMEE-ITT Java Expo 2025 Digelar di Kota Solo, Pamerkan Produk-Produk Unggulan UMKM

Soloevent.id - Event SMEE-ITT (Small Medium Enterprises and Export - Investment Trade Tourism) Java...

More like this

Satu Dekade Kirab Bhinneka Gandekan 2025 Simbol Keberagaman Budaya Kelurahan Gandekan

Soloevent.id - Kirab Bhinneka Gandekan kembali digelar di Kelurahan Gandekan Solo, Minggu (1/6/2025). Event...

Museum Negeri Mulawarman Hadirkan Topeng Hudoq di Museum Keliling Indonesia 2025

Soloevent.id - Pameran museum keliling se-Indonesia digelar di Taman Balekambang Solo, Selasa-Minggu (27 Mei...

Kemeriahan Semarak Budaya Indonesia 2025, Para Penari Tampil Memukau

Soloevent.id - Semarak Budaya Indonesia (SBI) 2025 sebagai agenda tahunan Kota Surakarta kembali digelar...