Ribuan Orang Meriahkan Grebeg Sudiro 2016

1137
BERBURU KUE KERANJANG DI GREBEG SUDIRO 2016

BERBURU KUE KERANJANG DI GREBEG SUDIRO 2016

Minggu (31/1/2016) sekitar pukul 13.00 WIB, hujan membasahi Pasar Gede, Solo. Selang satu jam, tak ada lagi air yang turun dari langit. Walaupun matahari masih enggan menampakkan sinar terangnya, tapi kesempatan itu tak ingin disia-siakan warga. Mereka mulai berkerumun di pinggir jalan untuk menyaksikan prosesi kirab Grebeg Sudiro 2016.

Usai sambutan-sambutan, rombongan kirab Grebeg Sudiro 2016 diberangkatkan oleh Pelaksana Harian (Plh) Penjabat (Pj) Wali Kota Solo, Budi Yulistianto. Dengan tema “Harmoni dalam Ke-Bhineka-an”, iring-iringan kirab diawali para pembawa simbol negara Indonesia.

Tampil setelahnya yakni Marching Band Gita Pamong Praja. Di depan panggung kehormatan, mereka beratraksi. Lima buah bass drum disusun membentuk huruf “x”. Selanjutnya satu orang dari mereka naik ke puncaknya. Tak berhenti sampai di situ, lelaki tersebut kemudian unjuk kekuatan dengan menggigit bass drum. Melihat itu, penonton menghadiahinya dengan tepukan tangan.

Penonton Grebeg Sudiro 2016 juga disuguhi aneka kostum unik yang dibawakan Komunitas Maharupa. Kostum  fashion art yang menonjolkan unsur imajinatif tersebut cukup mencuri perhatian warga. Banyak warga yang membidikkan kamera smatphone-nya ke arah para model.

Aksi akrobatik grup barongsai dan liong, Macan Putih, juga membuat pengunjung kagum. Mata mereka mengarah ke depan panggung kehormatan saat grup itu beratraksi di sana. Sebelum berpawai, rombongan barongsai dan liong tersebut melahap angpao yang diberikan para tamu kehormatan.

Bukan Grebeg Sudiro namanya jika tidak ada jodang berisi kue keranjang. Tahun ini, panitia mengeluarkan dua jodang utama berbentuk Pasar Gede dan Klenteng Tien Kok Sie. Nah yang unik, di tahun Monyet Api ini,  jodang utama dikawal dua tokoh kera yakni Hanoman dan Sun Go Kong. Bersatunya dua tokoh tersebut sebagai perlambang kebersamaan di dalam perbedaan, yang selaras dengan tema.

Baca juga : Berburu Kue Keranjang Gratis

Tak hanya Sun Go Kong dan Hanoman, spirit “Harmoni dalam Ke-Bhineka-an” diwujudkan dengan tampilnya tokoh-tokoh budaya Cina dan Jawa, seperti Cai Sen Ye, Dewi Kwam Im, Biksu Tong Sam Cong, Punakawan, dan lainnya. Grebeg Sudiro pun telah melebur menjadi agenda budaya milik bangsa Indonesia. Ini terbukti dengan turut sertanya Ikatan Mahasiswa Lampung, Sanggar Tari Siger Lampung, Ikatan Mahasiswa Palembang, yang berparade mengenakan busana adatnya.

Ketua Panitia Grebeg Sudiro 2016, Debora Septi Ana, mengatakan, Grebeg Sudiro merupakan event budaya yang rutin digelar dengan menampilkan konsep multikultur. “Di tahun ini, Grebeg Sudiro diikuti oleh 1.825 orang, yang berasal dari 54 kelompok,” jelasnya.