Lokananta Luncurkan Studio Recording Dan Studio Reguler

1768
LOKANANTA LUNCURKAN STUDIO RECORDING DAN STUDIO REGULER

LOKANANTA LUNCURKAN STUDIO RECORDING DAN STUDIO REGULER

Bertepatan dengan Record Store Day (RSD) 2015 chapter Solo, Minggu (26/4/2015), Lokananta Recording – perusahaan rekaman  yang kini berdiri di bawah Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) – me-launching Studio Recording dan Studio Reguler.

Dalam sesi dialog ringan “Pendokumentasian Karya” di RSD 2015 chapter Solo, sound engineer studio recording Lokananta, Rudy “Lehor” mengungkapkan kekagumannya terhadap studio itu. “Ruangan ini begitu hebat. Reverb-nya tiga kali lebih hebat dari plug-in PC,” bebernya.

Saat dirinya ditunjuk sebagai sound engineer, Rudy langsung melakukan test drive. “Saya test drive. Take akustik, band, vokal, drum, tanpa menggunakan modul plug-in yang ada di PC. Hasilnya bagus,” ungkapnya.

Rudy mengatakan akustik ruang rekaman begitu detail. Sayap-sayap kayu di ruangan itu bisa didesain sedemikian rupa untuk menghasilkan reverb ataupun produksi suara yang diinginkan. Ruangan yang luas dan tinggi juga dapat mendukung kualitas suara. “Itu ada stand microphone yang tinggi. Fungsinya untuk menjangkau suara yang ada di atas ruangan. Saya nggak nyangka, akustik ruangan di sini begitu detail,” tutur ia.

Bahkan, seorang temannya pernah menceritakan kepada dia bahwa studio Lokananta ternyata lebih luas dari studio rekaman legendaris Abbey Road. Mixer yang ada pun konon katanya hanya ada dua di dunia. Satu di BBC London, satu yang lain di Lokananta.

Sebelum Rudy masuk, beredar kabar yang mengatakan bahwa mixer legendaris itu akan dimuseumkan karena kondisinya. Namun, dalam menjalankan tugas, Rudy tetap ingin memakainya. Tiga hari pertama menjabat sebagai sound engineer Lokananta, Rudy mau menyerah karena kondisi mixer yang grounded. “Bahkan untuk nge-play MP3, noise-nya bukan ampun. Saya pikir apakah mixer-nya harus benar-benar diremajakan?” ungkapnya.Di hari kelima, masalah akhirnya terungkap. Ternyata ada panel di bagian bawah yang kotor.

Nah, usai memperbaikinya, Rudy siap melayani siapa saja yang akan menjalani rekaman di situ. Karena masih menggunakan analog, Rudy berpesan kepada musisi untuk maksimal saat take. “Ruangan ini sangat mewah. Teman-teman musisi harus maksimal dan clear. Hasil yang keluar akan sangat detail,” jelasnya.

Marketing Lokananta Recording, Titik Sugiyanti, berharap dengan rilisnya studio recording dan studio reguler akan banyak anak muda yang datang ke tempatnya. Di kesempatan yang sama, Titik juga tak lupa menitipkan pesan kepada pemerintah. “Mudah-mudahan pemerintahan Joko Widodo mulai melirik kami. Ini PR [pekerjaan rumah] bersama demi membangun brand Lokananta kembali berjaya,” ucapnya.