Talkshow yang digelar disela-sela final PR Idol ini bawakan oleh Praktisi PR yang sudah 14 tahun bergelut di dunia PR. Adalah Febriati Nadira yang biasa dipanggil Mbak Ira ini menjadi pembicara Talkshow Public Relation in Digital Era sekaligus juri pada Final PR Idol 2014.
Mbak Ira menerangkan Pentingnya kemampuan seorang PR menguasai teknologi di Digital Era dan juga aktif mengikuti perkembangan jaman lewat media social karena social media menjadi media tercepat untuk menginfluence. Banyak berita positif maupun negatif yang cepat beredar, cepat meluas melalui media social. Itulah kenapa penting seorang Public Relation mengikuti social media.
Mbak Ira menekankan pentingnya seorang PR untuk mengenali, mendekati dan menjalin hubungan yang baik dengan individual influencer. Dengan mengenali, mendekati dan menjalin hubungan baik dengan influencer maka akan tercipta kepercayaan.
Ngomong-ngomong soal sosmed alias social media, sejak booming tahun 2012 sosmed mempengaruhi hampir semua aspek mulai bisnis, pendidikan hingga politik. Orang indonesia memiliki kecenderungan untuk selalu terhubung di sosmed, sehingga menciptakan pasar dan strategi marketing baru. Mbak Ira juga memaparkan data bahwa Indonesia menjadi Negara yang masuk 3 besar pengguna path, 3 besar pengguna twitter dan 4 besar pengguna facebook di Dunia. Lebih dari 5 juta blog dari Indonesia dengan berbagai diferensiasi sehingga banyak dikejar brand untuk menyampaikan pesan perusahaan. Dalam slidenya dia bilang ini sosmed yang lagi naik daun di Indonesia yakni pinterest, kakao talk dan line. Pada slide Kakao talk dan Line terpampang 2 sosok artis cantik yang sudah tak asing lagi, Sherina Munaf dan Agnes Monika. Kemudian di hadapan para audien mbak ira bilang,”Ada yang tau kenapa mereka pilih Sherina dan AgnezMo sebagai brand Ambasador? Karena mereka artis dengan follower yang banyak. Sherina punya follower sekitar 7 jutaan dan AgnezMo sekitar 10 jutaan” lanjutnya.
Dalam salah satu part Mbak Ira bilang bahwa tidak ada kebenaran absolut di sosmed. Kontrol berada di tangan masyarakat. Mereka yg menentukan informasi mana yang ingin mereka terima. Makanya komunikasi di sosmed menjadi tak terbatas, complicated dan perlu untuk memberikan respon cepat. Masyarakat nggak mau nunggu lama, sekali masyarakat terluka, sulit menghapusnya. Tugas PR yang baik ketika memegang sosmed perusahaan harus kudu wajib listen, understand, fast respond and be ready. Dan lagi, PR bisa make akun pribadinya untuk membantu menyampaikan pesan perusahaan. Jadi muncul link and matchnya.
[/column]