Friday, May 9, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaRed Batik Solo Perkenalkan Karya Terbarunya

Red Batik Solo Perkenalkan Karya Terbarunya

Published on

- Advertisment -spot_img
spot_img

RED BATIK SOLO PERKENALKAN KARYA TERBARUNYA

Red Batik Solo tak berhenti melakukan eksplorasi. Dalam rangka keterlibatannya di Semarang Night Carnival 2016,  komunitas kreatif tersebut mengeluarkan karya terbarunya yang terinspirasi dari Warag Ngendog.

Warag Ngendog merupakan hewan mitologi yang tersusun atas tiga bagian tubuh binatang, yakni naga (kepala), buraq (badan), dan kambing (kaki). Red Batik Solo menjadikan Warag Ngendog sebagai sumber inspirasi karena hewan ini melambangkan akulturasi budaya, serupa dengan kondisi yang terjadi di Semarang.

“Naga mewakili etnis Tionghoa, buraq mewakili etnis Arab, sedangkan kambing mewakili etnis Jawa. Dari karya ini, kami ingin mengangkat nilai akulturasinya,” ujar Direktur Program Red Batik Solo, Heru Prasetya, saat ditemui di sela pemotretan kreasi terbarunya, Fantasi Warag Ngendog, di Omah Sinten, Selasa (23/2/2016).

Heru mengatakan, Fantasi Warag Ngendog didominasi tiga warna yaitu merah, kuning, hijau. Warna-warna tersebut mengesankan irama yang dinamis. Dalam pembuatan kostum ini, Red Batik Solo menggunakan bahan-bahan alami, seperti bambu, rotan, anyaman pandan, dan biji-bijian.

Lima rancangan Fantasi Warag Ngendog tersebut nantinya bakal dipresentasikan kepada seribu calon peserta Semarang Night Carnival 2016, Jumat (26/2/2016) mendatang. “Red Batik Solo sebagai konseptor dan instruktur Semarang Night Carnival 2016, akan memberikan sebuah awalan karya berbentuk Fantasi Warag Ngendog. Karya tersebut, kami jadikan pancingan agar para peserta bisa merancang kostumnya dengan penuh imajinasi dan fantasi,” jelas Heru.

Red Batik Solo bakal mengadakan workshop sebanyak sepuluh kali pertemuan untuk membimbing para calon peserta dalam mengkreasikan kostumnya. “Kami coba menginspirasi para remaja supaya Warag Ngendog semakin menjadi bahasa visual anak-anak muda Semarang, tanpa meninggalkan hakikatnya sebagai simbol akulturasi,” jelas dia.

Selama ini Heru mengamati, Warag Ngendog hanya dipakai sebagai ikon kirab dugderan atau dijadikan suvenir, dan belum ada yang menjadikannya sebagai inspirasi kostum karnaval. “Padahal Warag Ngendog itu sangat mencirikan Semarang,” tuturnya.

2016 ini jadi tahun kedua Red Batik Solo berpartisipasi di Semarang Night Carnival. Agenda budaya tahunan tersebut bakalan dihelat 7 Mei mendatang di Kota Lama, Semarang.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Peserta Lomba Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) Pamerkan Karya di Solo Technopark

Soloevent.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta menggelar Lomba Kreativitas dan Inovasi (Krenova) Kota Surakarta,...

BTM 2025 Siap Digelar di Solo, Becak Akan Jadi Ikon

Digelarnya Bengawan Solo Travel Mart 2025 (BTM 2025 - red) yang diselenggarakan oleh Pemerintah...

Solo Menari 2025 Hadirkan Pertunjukan Tari 60 Grup di Balaikota Solo

Soloevent.id - Kota Solo kembali menggelar acara Solo Menari pada 29 April 2025. Tahun...

More like this

Solo Menari 2025 Hadirkan Pertunjukan Tari 60 Grup di Balaikota Solo

Soloevent.id - Kota Solo kembali menggelar acara Solo Menari pada 29 April 2025. Tahun...

Empat Keraton dan Penari 24 Jam Tampil Memukau di Hari Tari Dunia 2025 Kampus ISI Surakarta

Soloevent.id - Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta menggelar acara 24 Jam Menari. Acara ini...

Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI) Gelar 24 Jam Menari Libatkan 1.500 Penari

Soloevent.id - Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI) akan menggelar kembali acara 24 Jam Menari...