Soloevent.id – Pada Minggu, 29 September 2024 kemarin dengan mengambil tempat di Lapangan Pamedanan Pura Mangkunagara, digelar suatu acara khusus dengan mengusung slogan ‘Stop Boros Pangan Demi Kita, Demi Bumi’ Selaras dengan tema yang dipakai, event ini bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk senantiasa berusaha mengurangi sampah pangan.
Penyelenggaranya yaitu Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama sejumlah instansi. Seperti Food and Agriculture Organizatioan of United Nation (FAO) Indonesia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta, dan perusahaan swasta.
Event ini diadakan dalam rangka memperingati International Day of Awareness of Food Loss and Waste (IDAFLW) atau Hari Kesadaran Internasional Susut dan Sisa Pangan 2024. Banyak sekali acara yang digelar, mulai dari karnafun, kampanye berhenti boros pangan, ekspo pangan murah, pameran produk UMKM, dan berbagai hiburan menarik lainnya.
Hadir dalam rangkaian acara tersebut antara lain Deputi Kerawanan Pangan dan Gisi Bapanas, Nyoto Suwignyo. Ketika memberi sambutan dia mengungkapkan, event ini digelar secara rutin setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk atas usaha mengurangi sampah pangan terutama di Indonesia.
Melalui acara tersebut pula diharapkan muncul kesadaran dari masyarakat akat arti pentingnya mengelola susut dan sisa pangan. Sehubungan dengan hal ini, terdapat dua urusan penting yang harus selalu dijaga bersama-sama. Pertama adalah tentang penghargaan terhadap pangan dan asal-usulnya. Kemudian yang kedua, memahami metode pemanfaatan pangan sebaik mungkin.
Dijelaskan pula, gerakan stop boros pangan yang merupakan hasil inisiasi dari FOA telah mulai digaungkan sejak tahun 2020. Setelah itu pada tahun berikutnya atau 2021, Bapanas ikut aktif dan melibatkan diri secara langsung dengan mengkampayekan di berbagai daerah di Indonesia.
Moral Pangan
Oleh karena membutuhkan kesadaran tinggi dan punya kaitan erat dengan moral, maka gerakan ini juga dapat disebut sebagai moral pangan. Misalnya pada saat Indonesia baru berhasil meraih kemerdekaan, sebagian besar masyarakatnya hanya bisa makan bubur saja karena tidak punya persediaan makanan yang mencukupi.
Sehingga pada masa tersebut, banyak yang memiliki kesadaran tinggi menghargai pangan dan rajin berusaha menemukan sumber makanan lainnya. Selain itu ada kesadaran lain, saat makan tidak boleh ada yang tersisa dan harus habis semua.
Kisah semacam itu perlu menjadi contoh untuk masyarakat sekarang dengan cara menghargai dan memanfaatkan pangan seoptimal mungkin. Sehingga tidak ada yang tersisa atau terbuang sia-sia. Kemudian pada akhirnya nanti bisa menjaga stok pangan sekaligus berjaga-jaga apabila suatu saat terjadi kekurangan pangan.
Selain itu yang lebih penting lagi, gerakan stop boros pangan memiliki tujuan lain yang sangat mulia. Yaitu adanya masyarakat lain yang hingga saat ini masih kerap menderita kelaparan dan kekurangan makanan. Dari sini muncul kesadaran sosial untuk saling berbagi pangan terutama pada yang membutuhkan.