Thursday, November 13, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaCerita di Balik Takir, Pincuk, dan Sudi

Cerita di Balik Takir, Pincuk, dan Sudi

Published on

- Advertisement -spot_img

Soloevent.id – Kamu suka makan jenang? Kuliner tradisional ini menjadi salah satu makanan favorit warga Solo. Ada bermacam jenang yang kerap dijual di Solo, seperti jenang lemu, sumsum, grendul, pati, mutiara, dan lain-lain.

Walaupun makanan ini teksturnya lembut, tetapi terasa lezat dan mengenyangkan. Kalau diperhatikan, meski sudah memasuki zaman modern, dalam penyajian maupun pengemasannya, jenang seringkali menggunakan daun pisang.

Aroma khas daun pisang sebagai wadah dipercaya bisa membuat makanan terasa lebih nikmat. Di Semarak Jenang Sala 2020, Senin (17/2/2020), banyak stan yang masih menggunakan piring tradisional, misalnya takir, pincuk, maupun sudi.

Takir berbentuk seperti perahu. Takir biasanya dipakai untuk menyajikan makanan berkuah. Versi mini dari takir adalah sudi. Namun, sudi lebih berbentuk lingkaran dengan bagian mengerucut di tengahnya. Sudi digunakan untuk menghidangkan makanan atau lauk kecil. Sedangkan pincuk berbentuk seperti trapesium dengan bagian tengah yang ditangkupkan.

Wadah-wadah tersebut kerap kali sepasang dengan suru atau sendok tradisional berbahan daun pisang.



Tak hanya sekadar wadah makanan; takir, pincuk, dan sudi ternyata menyimpan filosofi. Ada sebuah kerata basa yang menyebut takir sebagai “tatak anggen mikir”. Selain itu, jika dibandingkan dengan wadah modern, takir, pincuk, dan sudi sejatinya lebih ramah lingkungan.

Selain, jenang banyak aneka makanan tradisional yang menggunakan daun pisang, seperti arem-arem, lemper, nagasari, tape, semar mendem, lenjongan, dan lainnya. Hingga sekarang, makanan-makanan tersebut masih menggunakan bungkus daun pisang untuk mempertahankan cita rasanya.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Artikel Populer

Artikel Terbaru

GUMREGAH! Sinema Akhir Tahun #10 ISI Solo: Seruan Bangkit Lewat Karya, Targetkan Panggung Internasional.

Soloevent.id - Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Program Studi (Prodi) Film Institut Seni...

Dekade Kreativitas: Sinema Akhir Tahun ke-10 ISI Surakarta Rayakan Inovasi Film!

Festival Film Sinema Akhir Tahun #10 resmi dibuka hari ini Rabu (12/11) di Teater...

Kirab Hajatan Ageng Jagalan 2025, Merawat Tradisi Budaya dan Angkat Potensi Kelurahan Jagalan

Soloevent.id - Kirab Hajatan Ageng (HAJ) Kelurahan Jagalan kembali digelar di Kelurahan Jagalan, Minggu...

More like this

Kirab Hajatan Ageng Jagalan 2025, Merawat Tradisi Budaya dan Angkat Potensi Kelurahan Jagalan

Soloevent.id - Kirab Hajatan Ageng (HAJ) Kelurahan Jagalan kembali digelar di Kelurahan Jagalan, Minggu...

Kirab Jenazah Paku Buwono XIII Melewati Gapuro Plengkung Gading, Gerbang yang Pantang Dilewati Raja Semasa Hidup

Soloevent.id - Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sri Susuhunan Paku Buwono XIII (PB XIII)...

Gelaran Hari Wayang Dunia XI, Lengkapi Rangkaian Dies Natalis ke-61 ISI Surakarta

Soloevent.id - Hari Wayang Dunia kembali digelar di Institute Seni Indonesia Surakarta (ISI), Sabtu...