Soloevent.id – Banyak festival jaz yang diadakan di Indonesia. Tak sedikit dari festival-festival itu yang digelar di tempat-tempat bernuansa sejarah maupun alam. Solo City Jazz contohnya. Diselenggarakan sejak 2009, konser jaz terbesar di Kota Solo ini selalu dihelat di tempat-tempat bersejarah yang menjadi landmark Kota Bengawan.
Mari kita flashback. Edisi perdana Solo City Jazz (SCJ) dilangsungkan di halaman Pasar Windujenar selama dua hari, 5-6 Desember 2009. Pasar ini lebih dikenal sebagai Pasar Triwindu. Kalau mau mencari barang-barang kuno atau lawas, kamu bisa mampir ke sana.
Meski baru pertama digelar, Solo City Jazz pertama terbilang sukses. Itu terbukti dari respon yang diberikan publik. Banyak penonton yang mendatangi event itu. Mereka nonton sambil lesehan, khas wong Solo. Bintang tamu yang dihadirkan antara lain Andien, Dian Pramana Poetra dan Deddy Dukun, Yovie Widianto, Sruti Respati, I Wayan Sadra, dan banyak lagi. Di edisi perdana ini, SCJ mengusung tema jaz dan batik. Tema ini memadukan jaz dan batik sebagai dua warisan dunia yang saling berkolaborasi.
SCJ di Pasar Triwindu bertahan hingga 2012. Pada 2013 hingga 2014, SCJ diboyong ke Benteng Vastenburg. Tahun pertamanya di Benteng Vastenburg, Solo City Jazz mengambil tema “Jazz Up Heritage” yaitu kolaborasi musik jaz dengan musik tradisional. Musisi yang tampil yaitu Smoothies, Kirana Big Band, Kemlaka, AYA, Bintang Indrianto, Denny Chasmala, Iqbal, Matthew Sayorsz, Syadu Basjidi, Echa Soemantri, Timothy dan Damez.
Tahun 2015 dan 2016 Solo City Jazz berpindah lokasi lagi. Hutan kota Taman Balekambang dipilih menjadi tempat konser. Dalam dua penyelenggaraan, nama-nama besar diundang, seperti Gugun Blues Shelter dan Dian Pramana Poetra (2015) serta Tompi (2016).
Selain panggung besar, Solo City Jazz juga pernah mengadakan event dengan panggung-panggung minimalis. Contohnya di tahun 2017. Mengusung konsep “Nglaras Jazz”, SCJ menyambangi dua pasar tradisional di Solo, Pasar Gede dan Pasar Klewer. Di sana, musisi bermain menggunakan alat musik minimalis di tengah ramainya pasar. Mereka menampilkan musik jaz ringan yang bisa diterima semua kalangan. Sementara acara intinya berlangsung di Benteng Vastenburg lagi. Musisi legendaris, Fariz RM, dipilih sebagai bintang tamu utama.
Di gelaran kesembilan, SCJ mendatangkan dua penyanyi senior, Ermy Kullit dan Margie Segers. Berada di pelataran Pasar Gede, penonton diajak sing along dengan hits klasik seperti “Kasih”, “Semua Bisa Bilang”, dan lainnya.
Kini, di tahun 2019, Solo City Jazz akan digelar selama dua hari, 28-29 September. Hari pertama bertempat di dua kampung batik terkenal di Solo, yakni Laweyan dan Kauman. Malam puncak berlangsung di Taman Balekambang.
Di edisi satu dasawarsanya, SCJ mengundang pasangan musisi, Bonita dan Adoy; grup musik etnik, Kemlaka; band jaz Kota Solo, Aditya Ong Trio. Yang mungkin bikin orang terkejut adalah diajaknya band metal Kota Bengawan, Down for Life. Mereka akan berkolaborasi bareng Dhea Fandari, Ari Wulu, dan Kurawa Voice.