Soloevent.id – Seperti namanya, kostum-kostum Solo Batik Carnival (SBC) wajib menggunakan kain batik sebagai bahan utama. Koordinator Acara Solo Batik Carnival 2019 Ragowo Ade Kurniawan mengatakan tahun ini kain batik harus mencakup 75% dari kostum. Lanjut Ade, hal itu dilakukan agar SBC tidak keluar dari tujuan awal, yaitu mempromosikan batik dari Kota Solo.
Di edisi ke-12 ini, motif batik yang dipakai dalam kostum adalah motif batik lawas, seperti Lereng dan Kawu. Saat berbincang-bincang di Radio Sevent, Sabtu (13/07/19), Ade mejelaskan digunakannya motif batik klasik dalam pergelaran SBC 2019 untuk mengedukasi generasi milenial.“Menampilkan batik dalam lembaran-lembaran kain ini merupakan wujud dari perkembangan batik di era milenial,” tuturnya.
Ade menggarisbawahi jenis kain batik yang digunakan adalah kain batik cetak, bukan batik tulis. “Karena tidak mungkin memotong-motong batik tulis yang harganya mahal hanya untuk pagelaran tahunan yang nantinya akan berganti-ganti jenis karyanya,” tutur dia.
Saat membuat kostum, peserta juga bisa mengeksplorasinya dengan kain lurik atau kain Nusantara lainnya, asalkan tidak menghilangkan komposisi mayoritas batik.
Solo Batik Carnival 2019 bakal mengusung tema “Suvarnabhumi: The Golden of ASEAN”. Kostum bakal dihiasi ciri khas dari sebelas negara di Asia Tenggara, misalnya defile Malaysia menghiasi kostumnya dengan Menara Petronas, Thailand dihiasi Gajah Putih, Kamboja menonjolkan kuil, dan lain-lain.
Grand Carnival SBC 2019 akan digelar 27 Juli. Karnaval bakalan dibuka di Jl. Bhayangkara. Peserta kemudian melintasi Jl. Slamet Riyadi hingga finis di Balai Kota Surakarta.