Friday, November 7, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaDua Hajatan Besar Sambut Hari Tari Dunia di Kota Solo

Dua Hajatan Besar Sambut Hari Tari Dunia di Kota Solo

Published on

- Advertisement -spot_img

Soloevent.id – Pemerintah Kota Solo bakal turut memeriahkan gelaran Hari Tari Dunia yang berlangsung pada Minggu (29/4/2018). 5.000 penari yang merupakan siswi SMP, SMA, dan sanggar tari di Solo akan menampilkan Tari Gambyong secara massal.

Dikemas dalam Solo Menari 2018, para peserta bakal berjajar sepanjang Jl. Slamet Riyadi (Gladak-Ngapeman) sejauh lebih kurang 1,4 kilometer. Acara ini akan dimulai pukul 07.00 hingga 09.00 WIB.

Ada dua jenis Tari Gambyong yang bakalan dibawakan, yakni Gambyong Pareanom karya Ngaliman dan Gambyong Tri WMP ciptaan Nunuk Rahayu.

Kenapa memilih Gambyong? Menurut Maretha Dinar selaku Kabid Kesenian, Sejarah, dan Sastra Dinas Kebudayaan Kota Solo, Gambyong merupakan tarian asli Solo. Biasanya tarian ini digunakan untuk menyambut tamu. Dipentaskannya Tari Gambyong diharapkan bisa mengenalkan generasi muda kepada budayanya, sehingga mereka mau melestarikannya.

Rencananya, pementasan tari kolosal ini bakal akan dicatat dalam buku rekor MURI (Museum Rekor Dunia-Indonesia).

Selain Solo Menari 2018, perayaan Hari Tari Dunia di Kota Solo juga berlangsung di area kampus 1 Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Acara tersebut bernama Solo 24 Jam Menari 2018.

Ada 157 kelompok dari berbagai daerah di Indonesia yang akan unjuk gigi pada 29-30 April 2018. Jika ditotal, ada lebih dari 3.000 penari yang berpartisipasi di ajang tahunan ini. Event ini ditabuh pukul 06.00 dan ditutup keesokan harinya pada jam yang sama.



Tiga di antaranya adalah Wirastuti “Tutut” Susilaningtyas, Agatha Irena Praditya, dan Sri Anjani Safitri. Mereka adalah tiga seniman yang bakalan menari selama satu hari penuh tanpa henti. Setiap tahunnya, acara ini selalu dimeriahkan dengan aksi penari 24 jam.

Selain pertunjukan tari, juga akan dihelat  seminari, pameran, bazar, dan orasi budaya. Tahun ini yang akan mengisi orasi budaya adalah sutradara film sekaligus budayawan, Garin Nugroho. Orasi ini sekaligus menandai berakhirnya Solo 24 Jam Menari 2018.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Gelaran Hari Wayang Dunia XI, Lengkapi Rangkaian Dies Natalis ke-61 ISI Surakarta

Soloevent.id - Hari Wayang Dunia kembali digelar di Institute Seni Indonesia Surakarta (ISI), Sabtu...

Merasakan Pengalaman Wellness Turism di Royal Surakarta Wellness Festival 2025

Soloevent.id - Royal Surakarta Wellness Festival digelar pada 1-30 November 2025 di Kota Solo....

Puncak Acara Milad Rapma FM ke-28 Hadirkan Panggung Gigs Musik di Hetero Space Solo

Soloevent.id - Komunitas radio Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Rapma FM baru saja menggelar perayaan...

More like this

Gelaran Hari Wayang Dunia XI, Lengkapi Rangkaian Dies Natalis ke-61 ISI Surakarta

Soloevent.id - Hari Wayang Dunia kembali digelar di Institute Seni Indonesia Surakarta (ISI), Sabtu...

Solo Batik Fashion 2025 Hadirkan Konsep Berbeda Selama Tiga Hari

Soloevent.id - Solo Batik Fashion (SBF) 2025 kembali digelar di Bale Pangenggar Taman Balekambang...

Solo Literasi Festival 2025, Ajak Masyarakat Tanamkan Semangat Budaya Membaca Anak

Soloevent.id - Pemerintah Kota Solo bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan menggelar acara Solo Literacy...