Soloevent.id – Kerbau bule Kyai Slamet adalah kerbau berwarna putih yang diarak dalam kirab Malam 1 Sura di Keraton Kasunanan Surakarta. Dikirabnya kerbau bule ini menjadi pembeda Keraton Surakarta dengan  keraton-keraton lainnya saat kirab malam 1 Sura. Saat kirab, kerbau bule keturunan Kyai Slamet berfungsi sebagai cucuk lampah atau rombongan terdepan.
Kerbau bule keturunan Kyi Slamet adalah jenis kerbau albino yang berwarna putih kemerahan dan berbeda dari kerbau pada umumnya. Kerbau ini sampai sekarang sudah menurunkan banyak generasi dan terus hidup sebagai bagian dari keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta.
Sebelum dikirab, kerbau bule biasanya dimandikan dengan air bunga mawar merah dan putih, kembang kenanga, serta  kantil. Ketika diarak kebo Kyai Slamet dikalungi ronce melati.
Seakan menyatu dengan peserta kirab yang lain, kerbau bule keturunan Kyai Slamet juga berjalan dengan tenang, dan tatapan matanya juga tunduk ke depan. Namun, pernah satu waktu ketika sampai di depan Benteng Vastenburg salah satu kerbau ada yang mogok jalan, dan harus didekati dan dibujuk oleh srati-nya (pawang).
Ketika kerbau tersebut lewat,  beberapa penonton yang biasanya datang dari penjuru daerah dan juga dari desa-desa yang cukup jauh dari keraton akan membawa pulang tlethong (kotoran) kerbau untuk dijadikan rabuk tanaman di ladangnya  agar makin subur atau dijadikan obat penghalau sakit bagi anak cucunya.
Saat maupun di luar kirab, kerbau bule Kyai Slamet dianggap sebagai binatang bertuah. Contohnya sewaktu dulu saat diajak jalan-jalan oleh pawangnya, ketika melewati pasar, mereka kerap memakan sayur maupun buah-buahan yang dijual. Namun, pedagang membiarkan mereka memakan sedikit dagangannya. Konon itu membuat dagangannya laris pembeli.
Teks: Puitri Hati Ningsih
Foto: Reza Kurnia Darmawan