Monday, May 19, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaMeruwat Bumi Lewat Pentas Tari Saat Earth Hour

Meruwat Bumi Lewat Pentas Tari Saat Earth Hour

Published on

- Advertisment -spot_img
spot_img

ALILA-770X513

Soloevent.id – Di atas gemerlap lampu kota; Mila Rosinta, Dhea Fandari, dan Galih Naga Seno meliuk-liukkan badannya. Gerak tubuh mereka membaur dengan beat-beat musik elektronik yang dimainkan DJ Reza Djaunk.

Diterangi remang-remang lampu UV, sekujur tubuh Mila, Dhea, dan Galih tampak penuh warna dan bercahaya. Warna-warna itu menampakkan perpaduan antara motif tato khas Mentawai dengan batik Parang dan Megamendung.

Saat menari, Dhea dan Mila mencomot beberapa gerakan tari dari berbagai daerah di Indonesia. Gerakan tari tradisi itu digabung dengan gerakan-gerakan yang lebih modern dan disertai lekukan improvisasi. Tempo pementasan semakin meningkat saat Galih beratraksi memainkan buugeng.

Alat tradisional yang menyerupai huruf “s” itu ia putar-putar dan membentuk beberapa pola. Usai beraksi menggunakan buugeng, Galih beralih ke alat lainnya yakni singing bowl. Sewaktu instrumen berwujud mangkuk itu dimainkan, suasana sakral tiba-tiba muncul. Apalagi ditambah lantunan mantra-mantra yang didengungkan Galih menggunakan diafragma.

Saat Dhea, Mila, Galih, dan DJ Reza Djaunk tampil; aksi mereka selalu dijepret oleh para fotografer. Pementasan berjudul Glowing Earth Hour ini memang dikhususkan bagi penggemar foto. “Untuk memeriahkan Earth Hour, kami ingin memberikan sesuatu yang beda, khususnya bagi fotografer,” kata PR & Event Marketing Executive Alila Solo Hotel, Tesa Pujiastuti.

Yap, sesuai judulnya, performing art tersebut digelar bertepatan dengan pelaksanaan Earth Hour 2017. Galih berharap, pementasan ini dapat membawa kedamaian di bumi. “Karena itulah saya menyelipkan mantera-mantera di salah satu bagian penampilan kami,” ujarnya. Galih mengungkapkan, mantera-mantera itu ditujukan untuk meruwat bumi dari segala konflik dan kerusakan alam. Menurut dia, Earth Hour menjadi momen yang tepat untuk melakukannya.

Galih membawa buugeng dalam pementasan ini karena benda tersebut merupakan simbol pergerakan dinamis alam semesta dan juga jadi simbol yin dan yang (keseimbangan). Sedangkan singing bowl dimainkan karena alat itu mampu memberi engeri positif bagi pendengar dan bumi.

Glowing Earth Hour 2017 digelar pada 25 Maret 2017 di Agra Rooftop Bar & Lounge Alila Solo Hotel.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Melihat Surganya Barang Antik di Festival Vintage Balaikota Solo

Soloevent.id - Komunitas Soloraya Vintage menggelar Festival Vintage Romantika Sambung Rasa Tempo Doeloe di...

Pameran Gold in Fest Semar Nusantara Hadirkan Penyanyi Anang dan Ashanty di The Park Mall Solo

Soloevent.id - Semar Nusantara menggelar pameran bertajuk Gold in Fest di Atrium Broadway The...

Kemeriahan Semarak Budaya Indonesia 2025, Para Penari Tampil Memukau

Soloevent.id - Semarak Budaya Indonesia (SBI) 2025 sebagai agenda tahunan Kota Surakarta kembali digelar...

More like this

Kemeriahan Semarak Budaya Indonesia 2025, Para Penari Tampil Memukau

Soloevent.id - Semarak Budaya Indonesia (SBI) 2025 sebagai agenda tahunan Kota Surakarta kembali digelar...

Semarak Budaya Indonesia 2025, Selebrasi Ragam Budaya dalam Satu Harmoni

Soloevent.id - Kota Surakarta kembali menjadi saksi perhelatan seni akbar bertaraf nasional, Semarak Budaya...

Solo Menari 2025 Hadirkan Pertunjukan Tari 60 Grup di Balaikota Solo

Soloevent.id - Kota Solo kembali menggelar acara Solo Menari pada 29 April 2025. Tahun...