Soloevent.id – Ditemui usai merampungkan pertunjukan, Tutut menjelaskan Rendezvous terinspirasi dari pengalaman persahabatannya dengan Astri dan ketiga teman yang lain semenjak kuliah hingga sekarang. Dari lima sahabat itu, ada salah seorang yang jago menari.
Singkat cerita ia menikah. Berselang empat tahun, ia dikaruniai anak. Namun, seminggu pasca melahirkan, teman Tutut dan Astri tersebut meninggal dunia. “Saat itu kami benar-benar hancur. Pengalaman itu sedikit kami tuangkan di karya ini” paparnya.
Wanita kelahiran 20 Mei 1983 tersebut menambahkan, lewat karya ini mereka ingin menarik empati penonton. “Sejak awal proses ini dibentuk, kami memang tidak ingin menampilkan konsep yang berat. Mending konsepnya sederhana dan lebih bisa menarik empati,” katanya.
Astri menerangkan bahwa karya duetnya ini digarap secara simpel dan mudah dicerna. “Kami mencoba keluar dari kebiasaan. Biasanya kami menampilkan tarian abstrak yang berkonsep tinggi. Namun, di sini semua serba serderhana,” jelasnya.
Karena keluar dari kebiasaan, Astri mengakui kalau dalam proses ini ia dan Tutut menemui kesulitan. Salah satunya dalam menyampaikan puisi dan akting. Untuk memuluskan itu, mereka selalu berdiskusi dengan Garin Nugroho. “Kami beberapakali gonta-ganti lagu dan puisi agar sesuai dengan jalan cerita,” tutur perempuan yang menekuni tari Jawa gaya Surakarta ini.
Mentor dan pembantu dramaturgi pementasan Rendezvous, Garin Nugroho, menuturkan, pertunjukan ini digarap dengan pendekatan segar dan menyenangkan khas anak muda. “Kami coba memberikan alternatif baru bagi penonton, karena saya rasa Kota Solo memerlukan pertunjukan seperti ini,” terang dia.
Pementasan di Solo ini menjadi showcase sebelum Rendezvous dipertontonkan di Jakarta pada 2 April 2017 mendatang.