Thursday, July 31, 2025
spot_img
HomeGalleryBusana-Busana Tiga Musim Dikemas Dalam Dominart 2016 (Bagian 1)

Busana-Busana Tiga Musim Dikemas Dalam Dominart 2016 (Bagian 1)

Published on

- Advertisement -spot_img

edit-770-513

Soloevent.id – Desainer-desainer muda asal Solo dan beberapa kota di Jawa Tengah memamerkan karya-karyanya dalam ajang Dominart 2016, yang diselenggarakan di Pendhapa Taman Budaya Jawa Tengah, Sabtu (12/11/2016). Event ini digarap oleh mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta angkatan 2015.

Para fashion desainer menginterpretasikan tema “Tri Mangsa” ke dalam balutan busana ready to wear dan art wear. Menurut Ketua Panita Dominart 2016 Ajeng Annisa Faradhila, “Tri Mangsa” terinspirasi dari kondisi iklim di Indonesia yang tidak menentu. “Di Indonesia sekarang lebih banyak didominasi musim pancaroba. Dari fenomena itu kami angkat pancaroba sebagai konsep awal acara,” tuturnya saat ditemui Soloevent.

Karya-karya bertema “Pancaroba” ditampilkan dalam bentuk art wear. Ajeng menerangkan, kostum art wear dibuat oleh mahasiswa Kriya Tekstil UNS. Art wear ditampilkan secara ekstrem dan imajinatif, baik dari segi busana maupun tata rias. “Kostum-kostum itu kami dapatkan dari penggalian ide. Setiap desainer punya ciri khasnya masing-masing,” bebernya.

Sedangkan sequence “Kemarau” dan “Penghujan” disuguhkan dalam bentuk ready to wear. Busana-busana berwarna cerah itu diwujudkan dalam pola dan motif nyentrik.

Selain mahasiswa Kriya Tekstil  UNS, desainer-desainer dari beberapa Fakultas Seni Rupa di Jawa Tengah juga turut men-submit karya. Mereka antara lain berasal dari ISI Surakarta, UNNES Semarang, UNY Yogyakarta, dan ISI Yogyakarta.

Ajeng menilai, karya-karya yang terlibat dalam Dominart 2016 lebih beragam. “Ada yang digital printing, tapresty, macramé, dan lainnya,” imbuh Ajeng. Karya-karya yang tampil terlebih dulu dikurasi oleh tim fashion show Dominart 2016.

Dekan FSRD UNS, Ahmad Adib, mengatakan, karya-karya yang dipertontonkan kepada khalayak ramai merupakan sebuah pembuktian bahwa karya akademisi tidak hanya dikonsumsi oleh kalangannya sendiri saja. “Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang penilaian, apakah karya-karya di sini layak hadir di masyarakat,” ungkapnya. (Bersambung ke halaman selanjutnya)

 

 

 

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Pre-Event SIPA 2025 di Solo Paragon Mall Tampilkan Pertunjukan Seni Hingga Talkshow

Soloevent.id - Bulan September mendatang, Solo International Performing Arts (SIPA) bakalan digelar lagi.  Berbagai...

Peringati Hari Kebaya Nasional 2025, Kota Solo Gelar Parade Kebaya Nusantara

Soloevent.id - Dalam rangka Hari Kebaya Nasional Direktorat Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi (Ditjen...

Malam Puncak Solo Keroncong Festival 2025 Berlangsung Meriah, Hadirkan Penyanyi Malaysia

Soloevent.id - Solo Keroncong Festival (SKF) 2025 kembali digelar pada Jumat - Sabtu (25–26...

More like this

Gallery Foto Konser Dewa 19 – A Night at The Orchestra Chapter 4

Soloevent.id - Konser DEWA 19 – A NIGHT AT THE ORCHESTRA Chapter 4 digelar...

Sebelas “Negara” Asia Tenggara Berparade di Kota Solo

Soloevent.id - Tahun 2019 ini menjadi edisi kedua belas penyelenggaraan Solo Batik Carnival (SBC)....

Headbang Bareng di Pesta Partai Barbar

Soloevent.id - Seringai, Jasad, Fraud, Death Vomit, Bersimbah Darah, Salahudin Al Ayubi, dan band-band...