Wednesday, June 11, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaDi Bo Sang Umbrella Festival, Bambang Besur Tampilkan “Mantra Payung”

Di Bo Sang Umbrella Festival, Bambang Besur Tampilkan “Mantra Payung”

Published on

- Advertisment -spot_img
spot_img

DI BO SANG UMBRELLA FESTIVAL, BAMBANG BESUR TAMPILKAN “MANTRA PAYUNG”

Delegasi Festival Payung Indonesia akan turut berpartisipasi di ajang festival payung kelas internasional, Bo Sang Umbrella Festival, yang diadakan 15-17 januari 2016 di Desa Bo Sang, Provinsi Chiang Mai, Thailand. Delegasi Festival Payung Indonesia membawa misi untuk menjadikan Festival Payung Indonesia dan Bo Sang Umbrella Festival sebagai sister festival.

Gagasan itu tercetus karena adanya kemiripan antara kesenian dan kebudayaan di antara dua negara, pun antara Indonesia dan Thailand masih satu rumpun. “Kerjasama ini diharapkan dapat berdampak positif terhadap keberadaan perajin payung tradisional dan tingkat  kunjungan wisatawan Thailand ke Kota Solo,” tutur Direktur Program Festival Payung Indonesia, Heru Prasetya.

Di Bo Sang Umbrella Festival, Festival Payung Indonesia bakal menampilkan pameran payung tradisional, demo melukis payung motif Candi Sukuh oleh Dani Iswardana Wibowo, lukis payung motif aksara Jawa oleh Kris Wahyudi, dan pertunjukan tari payung oleh Bambang Besur.

Bambang Besur akan menarikan tarian yang ia namai “Mantra Payung”. “Mantra Payung” merupakan tarian yang diambil dari Tari Bedhaya Tejonoto. Tarian ini menonjolkan gerakan tubuh yang lembut dan halus, dan mengalir.

Bambang mengatakan, tari ini cocok ditampilkan di Thailand karena ada kesamaan konsep dengan Buddhism. “Makin pelan, ornamen geraknya makin tidak ada. Kekuatannya di situ. Makanya saya tidak terlalu menonjolkan ornament gerak,” jelasnya saat ditemui awak media di Omah Sinten, Kamis (8/1/2016).

Seperti namanya, tarian ini menggunakan aksesoris payung dan topeng. Bagi Bambang Besur, payung bukanlah pemanis gerakan, melainkan telah menjadi kesatuan dari konsep tari yang diusungnya. “Payung tidak terlepas dari segmen tubuh kita. Dia bagian dari tubuh kita. Jadi, tidak terpisah,” urainya.

Gerakan-gerakan yang ditampilkan Bambang Besur dari “Mantra Payung” merupakan cerminan vibrasi alam semesta. “Tari ini tercipta dari proses panjang. Setiap saya menari adalah mantra. Untuk mencapai gerak tubuh sebagai mantra, yang diperlukan adalah pernafasan. Jadi sebenarnya, orang menari adalah mantra,” kata seniman kelahiran 26 Oktober 1960 itu.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Soloraya Great Sale 2025, Event Wisata Paling Menarik untuk yang Suka Belanja

Soloevent.id - Tidak lama lagi, event besar bertajuk Soloraya Great Sale (SGS) akan di...

Menjelma Jadi Soloraya Great Sale, SGS 2025 Mencakup Wilayah Yang Lebih Luas

Soloevent.id - Untuk pertamakalinya, pada tahun ini penyelenggaraan Solo Great Sale (SGS) akan mencakup...

Satu Dekade Kirab Bhinneka Gandekan 2025 Simbol Keberagaman Budaya Kelurahan Gandekan

Soloevent.id - Kirab Bhinneka Gandekan kembali digelar di Kelurahan Gandekan Solo, Minggu (1/6/2025). Event...

More like this

Satu Dekade Kirab Bhinneka Gandekan 2025 Simbol Keberagaman Budaya Kelurahan Gandekan

Soloevent.id - Kirab Bhinneka Gandekan kembali digelar di Kelurahan Gandekan Solo, Minggu (1/6/2025). Event...

Museum Negeri Mulawarman Hadirkan Topeng Hudoq di Museum Keliling Indonesia 2025

Soloevent.id - Pameran museum keliling se-Indonesia digelar di Taman Balekambang Solo, Selasa-Minggu (27 Mei...

Kemeriahan Semarak Budaya Indonesia 2025, Para Penari Tampil Memukau

Soloevent.id - Semarak Budaya Indonesia (SBI) 2025 sebagai agenda tahunan Kota Surakarta kembali digelar...