Sorak-sorai menggema ketika entrance song “Canis Dirus” diputar di panggung Rock in Solo 2015, Minggu (15/11/2015). Saat Edy Khemod (drummer), Ricky Siahaan (gitaris), dan Sammy Bramantyo (basis), mulai menampakkan diri, para metalheads menyambut mereka dengan mengangkat horn signs. Arian13 (vokalis) yang tampil belakangan setelah satu nomor instrumental digeber, mendapat sambutan paling besar dari penonton.
“Sudah lama tidak main di Rock in Solo. Terakhir kali main pada Rock in Solo pertama dan kedua. Untuk merayakannya, mari kita buat meriah,” tutur Arian saat pertama kali menginjak panggung. Tak menunggu lama, pesta bersama Seringai pun dimulai. “Skeptikal” dipilih sebagai lagu pembuka.
Tanpa aba-aba, moshpit langsung pecah. Para Serigala Milita – sebutan fans Seringai – sepertinya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu. Di baris depan, crowd surfing, moshing, tak terhindarkan lagi. Penantian yang lumayan panjang itu akhirnya berbuah manis.
Nomor klasik, “Akselerasi Maksimum”, menjadi lagu kedua yang dimainkan. Energi maksimal dipertontonkan oleh band stoner rock asal Jakarta itu. Seakan tak kenal lelah, Arian, Ricky, dan Sammy, selalu menjelajah panggung.
Seringai semakin melibas Rock in Solo 2015 lewat “Amplifier” dan “Tragedi”. Pasca digempur lagu-lagu bertempo cepat, penonton diberi sedikit waktu untuk bernafas lewat “Serenada Membekukan Api”. Lagu dari album Taring itu, didedikasikan Seringai kepada warga Sumatera dan Kalimantan yang terkena musibah asap.
“Lagu ini untuk teman-teman Sumatera dan Kalimantan yang terkena asap. Kita sebenarnya juga termasuk para pembakar hutan, karena kita sering beli barang-barang dari korporat itu. Mungkin saya terlalu berani untuk bilang boikot. Lebih baik kita kurangi saja pemakaiannya,” tegas Arian.
Untuk menaikkan atmosfer lagi, dibawakanlah “Program Party Seringai”. Di nomor ini, metalheads bersenang-senang dengan membuat wall of death, sesuai instruksi Arian13. Setelahnya, “Serigala Milita” dan “Infiltrasi” menjadi sajian berikutnya.
Pesta semakin semarak berkat dibawakannya “Mengadili Persepsi (Bermain Tuhan)”. Seperti biasanya, di lagu ini penonton larut dalam koor massal. Sembari mengepalkan tangan, mereka bersama-sama menyanyikan lirik anthemic, “Individu, individu merdeka!”
Tak ada pesta yang tak berakhir. Di akhir perjumpaannya, dimainkanlah “Kilometer Terakhir”, “Dilarang di Bandung”, dan sebuah cover version milik Motorhead, “Ace of Spade”.