Thursday, July 17, 2025
HomeSeni dan BudayaSloso Legen Milik Soedjatmoko

Sloso Legen Milik Soedjatmoko

Published on

- Advertisement -spot_img

SLOSO-LEGEN-MILIK-SOEDJATMOKO

Sloso Legen atau dapat dikatakan sebagai acara milik Balai Soedjatmoko ini diperingati setiap hari selasa legi atau disebut “Klenengan”. Soedjatmoko sendiri adalah seorang anak dari Saleh Mangundiningrat, yang bersandang sebagai rektor Universitas cokro Aminoto. Soedjatmoko mempunyai seorang kakak perempuan yang dipinang oleh Perdana Menteri Indonesia pertama yaitu Sultan Syahrir. Beliau hidup dirumah milik ayahnya ini, dari tahun 1941 hingga 1950an. Rumah yang sekarang menjadi Balai depan gedung Gramedia ini adalah rumah yang pernah ditempati Soedjatmoko di jalan Slamet Riyadi. Dan beliau wafat pada tahun 1989.

Klenengan diprakarsai oleh seseorang bernama Joko Bibit Santoso. Tujuan utama dari acara klenengan atau sloso legen ini adalah “memberi ruang untuk para kelompok-kelompok karawitan di kampung atau desa, agar mengetahui identitas bangsanya sendiri, musik itu kan kalau sendiri tidak bisa berirama, harus dalam satu kesatuan baru bisa disebut musik” ujar seorang panitia yang ditemui senin 30/06.

Acara klenengan ini pun dibuat agar melestarikan budaya karawitan, tak hanya sekedar melestarikan acara ini juga bertujuan memperkenalkan musik karawitan kepada para pengunjung yang ada malam ini. “namanya sanggar tri darma, dari kelurahan Jajar. Di kelurahan Jajar sendiri ada 2 sanggar, namun malam ini kami yang mengisi disini” kata Ngarso, seorang pemimpin kelompok karawitan.

Dalam acara yang satu ini, kelompok karawitan diundang dalam acara sloso legen untuk memperingati hari lahirnya bapak yang namanya tertera di Balai depan gedung buku ini. selain itu, Balai ini sering sekali memberi ruang untuk kelompok-kelompok seperti karawitan ini. Tak hanya karawitan, jazz, keroncong juga disajikan di Balai Soedjatmoko. Sebenarnya tak benar-benar tampil para kelompok karawitan ini, hanya saja latihan mereka dipindah pada malam sloso legen ini. dengan tampilan panggung sederhana, beberapa alat karawitan sudah di jajal oleh para pemain.

Cara orang berbeda dalam melestarikan budaya, walau tak bisa menjadi pemainnya, jadilah orang yang menyukai budaya dengan cara lain walau hanya sekedar penikmat, atau penonton saja. So, biar identitas budaya kita gak dicolong tetangga sebelah.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Road to #2 Solo Keroncong Festival 2025, Pemanasan Menuju Solo Keroncong Festival

Soloevent.id - Solo Keroncong Festival (SKF) 2025 akan digelar pada 25-26 Juli mendatang di...

Solo Batik Carnival 2025 Usung Tema SAMUHITA : Subosukawonosraten

Soloevent.id - Kota Surakarta kembali menggelar Solo Batik Carnival (SBC) pada Sabtu (12/7/2025). Event...

Kirab Grebeg Rojomolo, Lestarikan Budaya Lokal dan Angkat Potensi Kelurahan Mojo

Soloevent.id - Event budaya Grebeg Rojomolo kembali digelar di Kelurahan Mojo, Minggu (6/7/2025). Event...

More like this

Road to #2 Solo Keroncong Festival 2025, Pemanasan Menuju Solo Keroncong Festival

Soloevent.id - Solo Keroncong Festival (SKF) 2025 akan digelar pada 25-26 Juli mendatang di...

Solo Batik Carnival 2025 Usung Tema SAMUHITA : Subosukawonosraten

Soloevent.id - Kota Surakarta kembali menggelar Solo Batik Carnival (SBC) pada Sabtu (12/7/2025). Event...

Kirab Grebeg Rojomolo, Lestarikan Budaya Lokal dan Angkat Potensi Kelurahan Mojo

Soloevent.id - Event budaya Grebeg Rojomolo kembali digelar di Kelurahan Mojo, Minggu (6/7/2025). Event...