Wednesday, May 21, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaSekelumit Cerita Solo Batik Carnival 2014 Part III

Sekelumit Cerita Solo Batik Carnival 2014 Part III

Published on

- Advertisment -spot_img
spot_img

SEKELUMIT-CERITA-SOLO-BATIK-CARNIVAL-2014-PART-III

Entah berasal dari arah mana, mereka foto-foto, dan kemudian salah satu dari mereka tiba-tiba menghampiri seorang model untuk mengabadikan momennya. Melihat aksi tersebut, salah satu petugas keamanan menghampirinya, ia “hanya” memberi peringatan agar tidak terlalu maju. Sontak aksi “oknum penonton” tersebut mendapat olokan dari penonton lain.

Selama kurang lebih 30 menit, para penonton di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dihibur dengan kemegahan eksplorasi dari salah satu warisan budaya kita bernama batik. Seiring dengan dibentangkannya spanduk yang dibawa panitia di akhir rombongan yang bertuliskan “See you next year on Solo Batik Carnival 8”, maka berakhirpulalah segala gegap gempita Solo Batik Carnival edisi VII yang berlangsung tahun ini. Bagi penonton, segala riuh rendah SBC berakhir ketika akses Jensud dibuka kembali untuk kendaraan bermotor. Suara deru motor, klakson mobil, bersanding dengan sampah yang bertebaran di jalanan; di antara itu semua, tampak wajah-wajah gembira warga kota yang melepas lelah sambil duduk-duduk di emperan trotoar sambil berceloteh dan sesekali menyeruput es teh.

Sebuah acara yang terselenggara, pasti tak luput dari beragamnya komentar. Seperti yang diutarakan Sarono, pria asal Karanganyar yang membawa putri Balita-nya, ia menyampaikan, “Antusias masyarakat memang cukup baik. Mungkin ini satu-satunya hiburan untuk masyarakat, pada saat-saat ini mungkin; dengan kondisi, situasi perpolitkan di negara kita yang mungkin semakin panas ini.” Dia berharap agar melalui Solo Batik Carnival ini, warga bisa mendapatkan hiburan dan berpikir jernih terhadap realitas yang ada. “Untuk pilihan presiden yang akan datang, bisa berjalan lancar, baik, dan masyarakat bisa menerima apa yang dikehendaki oleh masyarakat,” imbuhnya. Seorang remaja putri asal Solo yang enggan disebutkan namanya juga berujar, “Asyik sih. Tapi kurang variatif dari tahun lalu.”

Selain mendatangkan hiburan, event semacam SBC dan event-event yang menyedot massa lumayan banyak, juga mendatangkan berkah bagi kaum pedagang. Pedagang es teh dadakan yang berjualan di depan pintu gerbang GPIB Penabur panen rezeki. Es teh yang dijual seharga Rp 2.000,00 itu laris diburu warga. “Laku 70 gelas. Kami nyetok-nya 100 gelas. Ini ide dari temen-temen, ya udah akhirnya bikin ini,” ujarnya. Tukino, seorang penjual wedang ronde juga mengaku ada efek positif dari diadakannya event tersebut. “Nggih, alhamdulillah, mas, laku tujuh mangkuk,” ujarnya dalam Bahasa Jawa.

Cerita Solo Batik Carnival VII memang telah usai. Namun semoga spiritnya masih tetap terjaga. Menjaga agar spirit dari filosofi batik tetap berjalan beriringan dalam kehidupan kita.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Melihat Surganya Barang Antik di Festival Vintage Balaikota Solo

Soloevent.id - Komunitas Soloraya Vintage menggelar Festival Vintage Romantika Sambung Rasa Tempo Doeloe di...

Pameran Gold in Fest Semar Nusantara Hadirkan Penyanyi Anang dan Ashanty di The Park Mall Solo

Soloevent.id - Semar Nusantara menggelar pameran bertajuk Gold in Fest di Atrium Broadway The...

Kemeriahan Semarak Budaya Indonesia 2025, Para Penari Tampil Memukau

Soloevent.id - Semarak Budaya Indonesia (SBI) 2025 sebagai agenda tahunan Kota Surakarta kembali digelar...

More like this

Kemeriahan Semarak Budaya Indonesia 2025, Para Penari Tampil Memukau

Soloevent.id - Semarak Budaya Indonesia (SBI) 2025 sebagai agenda tahunan Kota Surakarta kembali digelar...

Semarak Budaya Indonesia 2025, Selebrasi Ragam Budaya dalam Satu Harmoni

Soloevent.id - Kota Surakarta kembali menjadi saksi perhelatan seni akbar bertaraf nasional, Semarak Budaya...

Solo Menari 2025 Hadirkan Pertunjukan Tari 60 Grup di Balaikota Solo

Soloevent.id - Kota Solo kembali menggelar acara Solo Menari pada 29 April 2025. Tahun...