Tuesday, December 10, 2024
spot_img
HomeSeni dan BudayaSekelumit Cerita Solo Batik Carnival 2014 Part III

Sekelumit Cerita Solo Batik Carnival 2014 Part III

Published on

spot_img
spot_img

SEKELUMIT-CERITA-SOLO-BATIK-CARNIVAL-2014-PART-III

Entah berasal dari arah mana, mereka foto-foto, dan kemudian salah satu dari mereka tiba-tiba menghampiri seorang model untuk mengabadikan momennya. Melihat aksi tersebut, salah satu petugas keamanan menghampirinya, ia “hanya” memberi peringatan agar tidak terlalu maju. Sontak aksi “oknum penonton” tersebut mendapat olokan dari penonton lain.

Selama kurang lebih 30 menit, para penonton di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dihibur dengan kemegahan eksplorasi dari salah satu warisan budaya kita bernama batik. Seiring dengan dibentangkannya spanduk yang dibawa panitia di akhir rombongan yang bertuliskan “See you next year on Solo Batik Carnival 8”, maka berakhirpulalah segala gegap gempita Solo Batik Carnival edisi VII yang berlangsung tahun ini. Bagi penonton, segala riuh rendah SBC berakhir ketika akses Jensud dibuka kembali untuk kendaraan bermotor. Suara deru motor, klakson mobil, bersanding dengan sampah yang bertebaran di jalanan; di antara itu semua, tampak wajah-wajah gembira warga kota yang melepas lelah sambil duduk-duduk di emperan trotoar sambil berceloteh dan sesekali menyeruput es teh.

Sebuah acara yang terselenggara, pasti tak luput dari beragamnya komentar. Seperti yang diutarakan Sarono, pria asal Karanganyar yang membawa putri Balita-nya, ia menyampaikan, “Antusias masyarakat memang cukup baik. Mungkin ini satu-satunya hiburan untuk masyarakat, pada saat-saat ini mungkin; dengan kondisi, situasi perpolitkan di negara kita yang mungkin semakin panas ini.” Dia berharap agar melalui Solo Batik Carnival ini, warga bisa mendapatkan hiburan dan berpikir jernih terhadap realitas yang ada. “Untuk pilihan presiden yang akan datang, bisa berjalan lancar, baik, dan masyarakat bisa menerima apa yang dikehendaki oleh masyarakat,” imbuhnya. Seorang remaja putri asal Solo yang enggan disebutkan namanya juga berujar, “Asyik sih. Tapi kurang variatif dari tahun lalu.”

Selain mendatangkan hiburan, event semacam SBC dan event-event yang menyedot massa lumayan banyak, juga mendatangkan berkah bagi kaum pedagang. Pedagang es teh dadakan yang berjualan di depan pintu gerbang GPIB Penabur panen rezeki. Es teh yang dijual seharga Rp 2.000,00 itu laris diburu warga. “Laku 70 gelas. Kami nyetok-nya 100 gelas. Ini ide dari temen-temen, ya udah akhirnya bikin ini,” ujarnya. Tukino, seorang penjual wedang ronde juga mengaku ada efek positif dari diadakannya event tersebut. “Nggih, alhamdulillah, mas, laku tujuh mangkuk,” ujarnya dalam Bahasa Jawa.

Cerita Solo Batik Carnival VII memang telah usai. Namun semoga spiritnya masih tetap terjaga. Menjaga agar spirit dari filosofi batik tetap berjalan beriringan dalam kehidupan kita.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Tour de Surakarta Kunjungi Sejumlah Ikon Wisata Solo dan Karanganyar

Soloevent.id - Pada Sabtu pagi, 30 November 2024 para peserta tur sepeda dengan tajuk...

BKTT UNS Sukses Gelar Pertunjukan Wayang Orang di RRI Surakarta

Soloevent.id - Terdapat sesuatu yang sangat istimewa pada Jumat, 29 November 2024 kemarin di...

Serunya Berwisata di Kebun Binatang Solo Safari

Soloevent.id - Solo Safari merupakan objek wisata keluarga yang sangat kondang di Kota Solo....

More like this

BKTT UNS Sukses Gelar Pertunjukan Wayang Orang di RRI Surakarta

Soloevent.id - Terdapat sesuatu yang sangat istimewa pada Jumat, 29 November 2024 kemarin di...

BRIN dan Kemenkebud Gelar Konferensi Nasional Prasejarah Indonesia 2024

Soloevent.id - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerjasama dengan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia...

Digelar Dengan Sistem Tiket Berbayar, Ramayana Balekambang Penuh

Soloevent.id - Untuk pertamakalinya pada Sabtu malam, 23 November 2024 kemarin Taman Balekambang menggelar...