Additional Time Buat Naif

917
ADDITIONAL TIME BUAT NAIF

ADDITIONAL TIME BUAT NAIF

Pergi di Hari Minggu. Bersama pacar baru. Naik vespa keliling kota, sampai binaria. Hatiku jadi gembira.

Masih ingatkah dengan penggalan lirik di atas? “Piknik 72” judulnya. Lagu ini dibawakan oleh grup retro-pop asal Jakarta, Naif. Tembang ini jadi gerbang awal Naif masuk ke dalam belantika musik Tanah Air.

Nah, “Pikinik 72” juga jadi awal pembuka manis, saat Naif menyapa ribuan penggemarnya di gelaran Classic Carnival 2015, Jumat (20/11/2015). Kesempatan itu langsung direspon oleh Kawan Naif — sebutan bagi penggemar Naif — dengan ber-sing along. Momen langka tersebut tak ingin disia-siakan. Ya, soalnya Naif memang jarang manggung di Kota Solo.

Wis suwe ora rene. Sudah tujuh ribu tahun kami nggak ke sini,” canda vokalis Naif, David Bayu Danang Jaya. Meskipun atmosfer konser sudah terbentuk, tetapi penampilan Naif ada yang sedikit mengganjal: durasi. Pasalnya, jam menunjukkan pukul 22.55 WIB saat Naif menginjakkan kaki di panggung. Sudah terlalu larut memang, bagi standar konser di Kota Solo. “Walaupun terkendala waktu, kami usahakan menampilkan yang terbaik,” kata David.

Band yang terbentuk pada 22 Oktober 1995 itu langsung mempercepat penampilannya. “Lagu ini tentang alam bumi kita yang hutannya diganti gedung-gedung, yang dibakar,” tutur David mengawali “Dia Adalah Pusaka Sejuta Umat Manusia yang Ada di Seluruh Dunia”, yang langsung disambung dengan “Jikalau”.

Malam itu, setlist Naif berisi lagu-lagu hits-nya. Salah satunya “Karena Kamu Cuma Satu”. Sebelum memainkannya, David sedikit berbagi cerita. “Solo adalah kota kelahiran saya. Dua hari lalu, wanita yang melahirkan saya sudah pulang ke rumah Bapa. Lagu ini untuk ibu saya, karena bagi saya dia cuma satu,” katanya disambut tepukan tangan penonton, memberi simpati.

Tanpa jeda, Naif langsung menggeber “Benci untuk Mencinta” dan “Posesif”. David sudah memberi kode bahwa “Posesif” adalah lagu terakhir. Namun, penonton yang memenuhi Taman Balekambang serentak berkata, “Lagi, lagi!” Tak ingin mengecewakan penggemarnya, David dan Emil Hussain (basis) meminta tambahan waktu kepada panitia. “Satu lagu lagi, ya,” kata David kepada panitia. Gayung pun bersambut.

Tambahan waktu itu dimanfaatkan Naif untuk lebih mengobati kerinduan fans-nya. Kemudian dibawakanlah “Air dan Api” serta “Aku Rela”, yang memancing koor massal secara lebih masif. Naif hampir kelupaan. Ada satu lagu hits nan klasik yang belum dimainkan. “Nggak asoy kalau kita belum nyanyi lagu ini,” ujar David.

Yap, “Mobil Balap” menjadi nomor penutup penampilan Naif di Classic Carnival 2015. Lagu pamungkas ini membuat penonton berjingkrak-jingkrak melepaskan energi terakhir yang dipunya.