Thursday, June 26, 2025
spot_img
HomeMusik‘Ritual’ Rock In Solo Berlanjut

‘Ritual’ Rock In Solo Berlanjut

Published on

- Advertisment -spot_img
spot_img

‘RITUAL’ ROCK IN SOLO BERLANJUT-post

Siang itu, Firman “Bolie” Prasetyo menerangkan, ada suatu momen ketika ia dan rekan-rekannya dari Down For Life, ngobrol bersama personil Superman Is Dead, Navicula, dan beberapa scenester Bali, di sebuah kafe di Kuta. Dalam perbincangan itu, sempat terucap keirian pegiat skena Pulau Dewata terhadap Solo. “Gila ya, kota sekecil Solo, bisa punya acara segede Rock In Solo,” ucap Bolie menirukan salah satu omongan.

Tidak bisa dipungkiri, kota berpenduduk kurang lebih 563.659 jiwa ini, telah masuk ke dalam percaturan metal dunia, dengan menggelar hajatan bertaraf internasional yang mendatangkan band-band luar negeri. Tidak hanya nama-nama beken mancanegara saja yang diundang, musisi domestik pun turut diajak untuk menghentak pergelaran tahunan bernama Rock In Solo (RIS).

Dalam sesi bincang-bincang santai “Merayakan Satu Dekade yang Penuh dengan Pembangkangan” di Ruang Seminar FISIP UNS, Selasa (30/9/2014), Bolie mengutip pernyataan salah satu penggagas Hammersonic Festival, sebuah event metal besar di Tanah Air. Ia berkata bahwa, “Hammersonic ada karena Rock In Solo.”

Dalam sesi obrolan yang diprakarsai oleh Komunitas Musik FISIP (KMF) itu, para pembicara menguraikan bahwa RIS yang bermula dari acara musik, seiring berkembangnya usia telah menjadi entitas baru di Kota Bengawan.  “Jika berbicara Solo, tidak hanya keraton, nasi liwet, batik, tapi ada juga RIS di sana,” terang Bolie selaku Dewan Jenderal Divisi Media dan Propaganda. Ini tak lepas dari banyaknya metalheads dari seluruh penjuru Indonesia yang hadir di gelaran tahunan itu, sehingga nama RIS telah termahsyur di segala pelosok negeri.

Beragamnya karakteristik metalheads yang hadir, menyebabkan event yang bakal diselenggarakan pada 11 Oktober 2014 mendatang ini, menurut Adia Prabowo selaku MC RIS 2014, telah menyebabkan perhelatan tersebut berkembang dari bersenang-senang menjadi “ritual”. Mereka semua berkumpul, menikmati musik kesukaan, headbang, moshing, tanpa mempertimbangkan identitas agama dan kesukuan.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Jelajahi Karya Seni Kontemporer dan Teknologi Digital di Art Sura 2025

Soloevent.id - Pameran seni rupa Indonesia Art Sura 2025 digelar selama 8 hari pada...

Simak Rute Kirab Kebo Bule 1 Suro 1959 Keraton Kasunan Surakarta

Soloevent.id - Keraton Kasunanan Surakarta akan menggelar kirab untuk menyambut Tahun Baru Islam 1...

Pertunjukan Imersif Shishani & Sisterhood Tersaji Apik di Ndalem Djojokoesoeman

Soloevent.id - Erasmus Huis Jakarta bekerjasama dengan Solo International Performing Arts (SIPA) Festival menyelenggarakan...

More like this

Pertunjukan Imersif Shishani & Sisterhood Tersaji Apik di Ndalem Djojokoesoeman

Soloevent.id - Erasmus Huis Jakarta bekerjasama dengan Solo International Performing Arts (SIPA) Festival menyelenggarakan...

Pecas Ndahe Bikin Ger-geran Panggung Peken Jasindo di Keraton Kasunanan Surakarta

Soloevent.id - Grup humor asal Solo Pecas Ndahe tampil menghibur pada acara Peken Jasindo,...

Konser Laras Hati Mangkunegaran: Memperkuat Anak Muda dengan Budaya

Dalam rangka peringatan hari jadi ke-268 Mangkunegaran, konser musik Laras Hati Mangkunegaran digelar di...