Soloevent.id – Disadari atau tidak, estetika visual menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Poin itulah yang coba diangkat di Art Edu Care (AEC) 2018.
Pameran tahunan yang diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini berlangsung selama lima hari, 23 – 27 Maret 2018.
Di tahun ke 9, Art Edu Care mengambil tema “Everyday Art” atau seni keseharian. Tema tersebut diambil karena ingin menunjukkan pada masyarakat bahwa peristiwa atau kegiatan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari bisa menjadi karya seni.
“Bisa dibilang kita sudah biasa melakukan hal kesenian, tetapi tidak disadari. Misal kopi yang tumpah, itu kan hal yang wajar, tapi kalau mau diolah bisa jadi lukisan,” ujar Wakil Ketua Panitia Art Edu Care 2018, Wendro Tanjung, Senin (26/3/2018).
Total ada 50-an karya yang dipamerkan. Karya-karya tersebut tidak hanya dari mahasiswa FKIP Seni Rupa UNS, tapi juga karya dari delegasi asal Brunei, Thailand, Malaysia, dan universitas lain di Indonesia yang telah melewati proses kurasi.
Masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, Art Edu Care 9 masih mengusung prinsip kerja partisipatory art. Prinsip tersebut melibatkan orang lain, baik dari kalangan seni maupun masyarakat awam untuk diajak berkarya sesuai dengan tema.
Salah satunya ialah karya yang merupakan hasil kolaborasi mahasiswa FKIP UNS dengan masyarakat kampung Joyoraharjan. Lewat karya berjudul “Kampung Seni Joyoraharjan”, kampung yang dulunya terbilang kumuh tersebut disulap menjadi lebih artistik dengan memanfaatkan barang-barang keseharian.
“Kami ingin masyarakat menyadari benda-benda atau kegiatan di kesehariannya sebagai suatu seni. Tinggal kepekaan dan sudut pandangnya saja,” tambah Wendro.