Soloevent.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta siap melaksanakan program penataan ulang di Kampung Wisata Batik Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon. Danah hibah dari Uni Emirat Arab (UEA) yang mau digunakan untuk menjalankan proyek ini sudah cair dan rencananya akan difokuskan pada perbaikan koridor di destinasi wisata belanja tersebut.
Walikota Surakarta, Gibran Rakabumingraka mengemukakan hal ini ketika bertemu wartawan di Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari beberapa waktu lalu. Dia menyebutkan selama ini koridor di Kampung Wisata Batik Kauman belum pernah diperbaiki, sehingga harus segera diperindah agar bisa memiliki tampilan menarik.
Sementara itu Lurah Kauman, Muh. Nursalim Shubchi ikut mengemukakan, Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Penataan (Disperum KPP) Surakarta telah melakukan sosialisasi ke masyarakat, terkait dengan program tersebut. Khususnya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan detail engineering design (DED) atau rancang bangun rinci. Kegiatan ini dilaksanakan pekan lalu di Pendapa Kelurahan Kauman.
Disebutkan, penataan akan ditujukan ke jalan kampung dari ujung ke ujung dengan total jarak sekitar 350 meter. Selain itu disebutkan pula, Pemkot Surakarta sudah menyiapkan anggaran untuk menata koridor yang bersumber dari hibah UEA dengan nilai kurang lebih Rp3,6 miliar hingga Rp4 miliar.
Melalui Solopos Nursalim menjelaskan pula, saat ini kondisi jalan di Kampung Wisata Batik Kauman naik turun. Dari sini kemudian muncul usulan dari masyarakat melalui Musyawarah Rencana Pembangunan Kelurahan untuk memperbaiki jalan tersebut. Tujuan dari gagasan ini adalah untuk menghadirkan suasana lebih nyaman bagi warga maupun wisatawan yang ingin belanja batik.
Kampung Wisata Batik Kauman di Masa Lalu
Pada zaman dulu, kampung Kauman lebih terkenal sebagai sebuah wilayah yang menjadi pusat syiar agama Islam. Banyak ulama dari Keraton Kasunanan yang bertempat tinggal di wilayah ini dan acap disebut sebagai kaum. Dari penyebutan ini kemudian kawasan tersebut dinamakan sebagai Kampung Kauman.
Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya peninggalan langgar, sura, atau masjid dengan usia mencapai ratusan tahun dan tersebar di sudut-sudut kampung. Selain itu ada beberapa pondok pesantren yang didirikan dan sampai detik ini masih beroperasi. Termasuk Masjid Gede atau Masjid Agung milik Keraton Kasunanan, juga berlokasi di wilayah ini.
Pada kisah berikutnya diceritakan, Kampung Kauman berkembang dan menjadi tempat tinggal oleh sejumlah keluarga dan kerabat Keraton Kasunanan. Lebih dari itu tidak sedikit ada abdi dalem yang turut bermukim di kampung ini bersama para ulama keraton atau kaum. Sebagian besar dari mereka menyandang profesi sebagai perajin batik dan disukai oleh keluarga keraton.
Sejak itulah Kampung Kauman makin maju dan menjelma menjadi sentra produksi batik yang sangat terkenal, selain Laweyan. Meski sempat mengalami kemunduran akibat krisis moneter beberapa puluh tahun lalu, Kampung Batik Kauman berhasil bangkit lagi dan sekarang makin banyak penggemar batik dari seluruh Indonesia yang tertarik untuk berkunjung dan belanja.