Soloevent.id – Hoaks semakin merajalela di masyarakat. Terlebih berita bohong atau fitnah itu dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab demi kepentingan tertentu. Maraknya berita hoaks membuat mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta prihatin. Mereka mempunyai gagasan ingin mengedukasi masyarakat tentang bahaya hoaks melalui pementasan ketoprak.
Mahasiswa semester enam tersebut lantas menggandeng Ketoprak Ngampung Balekambang. Pementasan itu bertema “Kebak Kliwat Gancang Pincang” yang berarti siapa yang tidak berhati-hati pasti akan celaka. Acara digelar di Gedung Kesenian Taman Balekambang, Jumat (3/5/2019).
Ketoprak Ngampung membawakan cerita berjudul “Kabar-Kabur Kampung Riwil”. Cerita ini mengisahkan tentang Pak Wiryo Mangun yang merupakan orang kaya baru di Kampung Riwil. Ia memiliki seorang anak bernama Melati, yang saat itu berpacaran dengan pemuda desa bernama Sukro. Kisah cinta mereka tidak direstui oleh orang tua Melati, oleh karena itu Sukro menyebarkan berita hoaks tentang Pak Wiryo. Kisah itu diakhiri dengan keberadaan Ki Demang yang menjelaskan dan meluruskan berita simpang-siur tersebut.
Dalam pementasan terdapat guyonan santai sehari-hari, sehingga pesan yang ingin disampaikan lebih mudah dipahami oleh masyarakat. Sebelum pementasan dimulai, acara diawali dengan pemutaran video berisi data-data hoaks yang telah beredar di masyarakat.
Selain itu, disampaikan pula informasi-informasi yang diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat terkait literasi digital. Pementasan ini dilaksanakan dengan tujuan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya literasi digital untuk menangkal hoaks yang saat ini masih masif beredar.
Ketua Acara “Kebak Kliwat Gancang Pincang” Sarah Diba Azhari mengatakan bahwa pementasan ini merupakan satu bagian dari tugas kampus untuk membuat sebuah acara. “Namun, kami ingin membuat sebuah acara yang berbeda. Kalau biasanya kan banyak yang mengadakan workshop dan pameran, nah, kami ingin membuat sebuah acara yang mengedukasi masyarakat melalui pementasan ketoprak ini,” ujarnya.
Anucara Project sebagai penyelenggara pementasan ketoprak ini ingin menyampaikan kepada masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan media digital. Mereka juga mengajak untuk membudayakan literasi digital.