Friday, December 20, 2024
spot_img
HomeSeni dan BudayaSaling Curiga dan Benci Gara-Gara Memedi Sawah

Saling Curiga dan Benci Gara-Gara Memedi Sawah

Published on

spot_img
spot_img

Soloevent.id – Bagi Hari Budiono, memedi sawah bukan lagi sekedar replika manusia untuk menakut-takuti burung perusak/pemangsa biji padi petani. Ia kini digambarkan menjadi pemicu bencana sosial. Jutaan memedi sawah menjelma jadi genderuwo yang menakut-takuti dan meneror siapa saja. Keberadaannya menghantui kehidupan sepanjang waktu.

Potret sosial itu direspon Hari Budiono melalui pameran tunggalnya yang berjudul “Memedi Sawah”. Pameran digelar di Bentara Budaya Balai Soejadmoko, 15-23 Februari 2019.

Pameran “Memedi Sawah” dibuka pada Jumat (14/3/2019). Nyanyian “Ibu Pertiwi” yang dilantunkan Fanny Chotimah dan  diiringi Max Bahihaqi dkk. membuka pameran tersebut. Setelah itu ada penampilan tarian Molek Tayub dan irama lesung yang bertalu-talu dari Paguyuban Lesung Bonoroto, Desa Plesungan. Pameran dibuka secara resmi oleh Purwohadi Sanjoto selaku Owner Orion.

Pameran ini menampilkan 125 karya. Terdiri dari 100 memedi sawah yang membawa wajah orang Indonesia sedang tersenyum, 15 memedi sawah yang membawa kanvas berisi syair “Ibu Pertiwi” dan 10 lukisan 2 dimensi yang menggambarkan respon sosial. Lukisan-lukisan tersebut antara lain berjudul “Dasamuka”, “Panggung Sandiwara”, “Warna-Warni Ayam Nagari”, “Menggantung Cemas”, “Jula-Juli Tahu Garit”, “Babi Tanah 2019” dan “Meletus Balon Hijau”. Lewat lukisan, Hari menggambarkan kenyataan sosial yang menurutnya mengancam ketentraman dan harmonisasi kemasyarakatan dan kebangsaan. Proses kreatif dikerjakan Hari selama 1,5 tahun.



Memedi sawah dalam imajinasi Hari Budiono merupakan penganggu lingkungan. “Memedi sawah ini sebagai bentuk perumpamaan penjaga suatu ekosistem dari gangguan, tapi kenyataannya bahwa sang penjaga inilah yang sekarang menjadi penganggu dalam suatu lingkungan. Memedi sawah menjadikan kita saling curiga, saling membenci, saling tak menghargai, selalu menang sendiri sehingga kita menjadi manusia intoleran,” jelasnya.

Tak cuma di Solo, pameran “Memedi Sawah” ini juga telah dan akan ditampilkan di Bentara Budaya kota lain, seperti Jakarta, Bali, dan Yogyakarta. Di Balai Soedjatmoko, pameran dibuka pukul 10.00-21.00 WIB. Pameran ini gratis dan terbuka untuk umum.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Rayakan Anniversary Solo Paragon Mall Ke-12+1 dengan Kostum Unik

Soloevent.id - Solo Paragon Mall baru saja menggelar perayaan anniversary yang ke-13 pada Senin...

Meet & Greet  Special Disney Friends di Pakuwon Mall Solo Baru

Soloevent.id - Menyambut liburan Natal dan akhir tahun 2024, Pakuwon Mall Solo Baru menghadirkan...

Festival Seni Budaya Kerajaan Nusantara 2024 Digelar Meriah

Soloevent.id - Kota Solo kembali menjadi tuan rumah festival budaya skala nasional. Acara dengan...

More like this

Festival Seni Budaya Kerajaan Nusantara 2024 Digelar Meriah

Soloevent.id - Kota Solo kembali menjadi tuan rumah festival budaya skala nasional. Acara dengan...

Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS Gelar Pameran Art Reflection

Soloevent.id - Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) Universitas Sebelas Maret berkolaborasi dengan Solo...

BKTT UNS Sukses Gelar Pertunjukan Wayang Orang di RRI Surakarta

Soloevent.id - Terdapat sesuatu yang sangat istimewa pada Jumat, 29 November 2024 kemarin di...