Friday, November 22, 2024
spot_img
HomeSeni dan BudayaSaling Curiga dan Benci Gara-Gara Memedi Sawah

Saling Curiga dan Benci Gara-Gara Memedi Sawah

Published on

spot_img
spot_img

Soloevent.id – Bagi Hari Budiono, memedi sawah bukan lagi sekedar replika manusia untuk menakut-takuti burung perusak/pemangsa biji padi petani. Ia kini digambarkan menjadi pemicu bencana sosial. Jutaan memedi sawah menjelma jadi genderuwo yang menakut-takuti dan meneror siapa saja. Keberadaannya menghantui kehidupan sepanjang waktu.

Potret sosial itu direspon Hari Budiono melalui pameran tunggalnya yang berjudul “Memedi Sawah”. Pameran digelar di Bentara Budaya Balai Soejadmoko, 15-23 Februari 2019.

Pameran “Memedi Sawah” dibuka pada Jumat (14/3/2019). Nyanyian “Ibu Pertiwi” yang dilantunkan Fanny Chotimah dan  diiringi Max Bahihaqi dkk. membuka pameran tersebut. Setelah itu ada penampilan tarian Molek Tayub dan irama lesung yang bertalu-talu dari Paguyuban Lesung Bonoroto, Desa Plesungan. Pameran dibuka secara resmi oleh Purwohadi Sanjoto selaku Owner Orion.

Pameran ini menampilkan 125 karya. Terdiri dari 100 memedi sawah yang membawa wajah orang Indonesia sedang tersenyum, 15 memedi sawah yang membawa kanvas berisi syair “Ibu Pertiwi” dan 10 lukisan 2 dimensi yang menggambarkan respon sosial. Lukisan-lukisan tersebut antara lain berjudul “Dasamuka”, “Panggung Sandiwara”, “Warna-Warni Ayam Nagari”, “Menggantung Cemas”, “Jula-Juli Tahu Garit”, “Babi Tanah 2019” dan “Meletus Balon Hijau”. Lewat lukisan, Hari menggambarkan kenyataan sosial yang menurutnya mengancam ketentraman dan harmonisasi kemasyarakatan dan kebangsaan. Proses kreatif dikerjakan Hari selama 1,5 tahun.



Memedi sawah dalam imajinasi Hari Budiono merupakan penganggu lingkungan. “Memedi sawah ini sebagai bentuk perumpamaan penjaga suatu ekosistem dari gangguan, tapi kenyataannya bahwa sang penjaga inilah yang sekarang menjadi penganggu dalam suatu lingkungan. Memedi sawah menjadikan kita saling curiga, saling membenci, saling tak menghargai, selalu menang sendiri sehingga kita menjadi manusia intoleran,” jelasnya.

Tak cuma di Solo, pameran “Memedi Sawah” ini juga telah dan akan ditampilkan di Bentara Budaya kota lain, seperti Jakarta, Bali, dan Yogyakarta. Di Balai Soedjatmoko, pameran dibuka pukul 10.00-21.00 WIB. Pameran ini gratis dan terbuka untuk umum.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Momen Natal dan Tahun Baru di Alila Hotel Solo Bakal Seru, Ini Acara Menariknya

Soloevent.id – Persiapan merayakan momen tahun baru 2025 bersama keluarga dan kolega makin kentara....

International Mask Festival 2024 Hari Kedua Ada Tarian Ma’juja

Soloevent.id - International Mask Festival (IMF) 2024 kembali digelar pada Jumat-Sabtu (15-16/112024) di Pendhapi Gedhe...

International Mask Festival 2024 Ditutup Oleh Fanny Seogi

Soloevent.id - International Mask Festival (IMF) 2024 hari ke-2 (16/11/24) telah digelar di Pendhapi...

More like this

International Mask Festival 2024 Hari Kedua Ada Tarian Ma’juja

Soloevent.id - International Mask Festival (IMF) 2024 kembali digelar pada Jumat-Sabtu (15-16/112024) di Pendhapi Gedhe...

International Mask Festival 2024 Ditutup Oleh Fanny Seogi

Soloevent.id - International Mask Festival (IMF) 2024 hari ke-2 (16/11/24) telah digelar di Pendhapi...

International Mask Festival 2024 “The Beauty of Solidarity” Resmi Dibuka

Soloevent - International Mask Festival (IMF) 2024 resmi digelar Jumat malam (15/11/24) di Pendhapi...