Tuesday, May 20, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaKisah Cepot Di Solo Imlek Festival 2016

Kisah Cepot Di Solo Imlek Festival 2016

Published on

- Advertisment -spot_img
spot_img

KISAH CEPOT DI SOLO IMLEK FESTIVAL 2016

Setelah dibuka oleh Grebeg Sudiro, gaung perayaan Tahun Baru Imlek 2567 di Kota Solo semakin besar. Senin (1//2/2016) malam, Solo Imlek Festival 2016 resmi dibuka. Salah satu rangkaian acara pembukaannya adalah pentas Wayang Golek dengan lakon “Cepot Ber-Imlek-an di Kota Solo”, yang dibawakan oleh grup Pasundan Asih dengan dalang Adi Konthea Kosasih Sunarya.

Pergelaran Wayang Golek tersebut dikonsep secara kontemporer, baik dari cerita, bentuk wayang, maupun alat musik yang mengiringi. Adi yang punya hubungan darah dengan dua dalang Wayang Golek kawakan, Ade Kosasih Sunarya dan Asep Sunandar Sunarya, menjadikan tokoh Cepot sebagai ikon pertunjukannya.

Celotehan-celotehan Cepot mampu menghangatkan malam yang dingin itu. Saat ia bernyanyi, tak sedikit penonton yang menyunggingkan senyum. Dengan iringan jazz, Cepot menari-nari lucu sambil menyanyikan tembang tradisional “Jaranan”. “Jaranan, jaranan, jarannya jaran teji. Sing numpak rupane abang,mlakune njot-njotan,” begitu liriknya.

Cepot ternyata juga mahir menyanyikan lagu Bahasa Inggris. Saat bertemu dengan tokoh bernama Stefani, ia mengajaknya berdansa dengan lagu “La Bamba”. Cepot pun sempat menggoda Stefani dengan lagu “Tonight, I Celebrate My Love”, yang dinyanyikan dalam aksen Sunda.

Selaku dalang, Adi menyelipkan pesan persatuan dalam keberagaman lewat tokoh Stefani. Diceritakannya, Stefani adalah wanita Belanda yang kepengen merasakan keharmonisan masyarakat saat berlangsungnya Imlek. “Solo adalah kota dengan beragam budaya. Walaupun berbeda, tapi tetap bisa jadi satu,” tuturnya.

Pesan yang disampaikan dalang Adi dalam pentas “Cepot Ber-Imlek-an di Kota Solo”, sejalan dengan tema “Budaya Imlek Memperkokoh NKRI” yang diusung Panitia Bersama Imlek 2567. Penasehat Solo Imlek Festival 2016, F.X. Hadi Rudyatmo, mengatakan, saling menghormati tanpa membedakan golongan harus jadi sikap bangsa Indonesia. “Solo adalah kota yang majemuk, maka ke-Bhineka-an harus ditonjolkan,” tuturnya saat memberikan sambutan.

Rudy melanjutkan, ramai dan meriahnya perayaan Imlek di Kota Solo, ditandai dengan banyaknya warga yang berfoto di bawah lampion saat malam hari, menjadi bukti bahwa Solo dalam situasi aman, nyaman, dan kondusif.

Usai pembukaan, Solo Imlek Festival 2016 akan terus digeber hingga Sabtu (6/2/2016). Event yang menampilkan 70 stan dan aneka hiburan ini, dihelat dari jam 17.00 hingga 22.00 WIB.

Artikel Populer

Artikel Terbaru

Melihat Surganya Barang Antik di Festival Vintage Balaikota Solo

Soloevent.id - Komunitas Soloraya Vintage menggelar Festival Vintage Romantika Sambung Rasa Tempo Doeloe di...

Pameran Gold in Fest Semar Nusantara Hadirkan Penyanyi Anang dan Ashanty di The Park Mall Solo

Soloevent.id - Semar Nusantara menggelar pameran bertajuk Gold in Fest di Atrium Broadway The...

Kemeriahan Semarak Budaya Indonesia 2025, Para Penari Tampil Memukau

Soloevent.id - Semarak Budaya Indonesia (SBI) 2025 sebagai agenda tahunan Kota Surakarta kembali digelar...

More like this

Kemeriahan Semarak Budaya Indonesia 2025, Para Penari Tampil Memukau

Soloevent.id - Semarak Budaya Indonesia (SBI) 2025 sebagai agenda tahunan Kota Surakarta kembali digelar...

Semarak Budaya Indonesia 2025, Selebrasi Ragam Budaya dalam Satu Harmoni

Soloevent.id - Kota Surakarta kembali menjadi saksi perhelatan seni akbar bertaraf nasional, Semarak Budaya...

Solo Menari 2025 Hadirkan Pertunjukan Tari 60 Grup di Balaikota Solo

Soloevent.id - Kota Solo kembali menggelar acara Solo Menari pada 29 April 2025. Tahun...