Friday, October 10, 2025
spot_img
HomeSeni dan BudayaSekelumit Cerita Solo Batik Carnival 2014 Part I

Sekelumit Cerita Solo Batik Carnival 2014 Part I

Published on

- Advertisement -spot_img

SEKELUMIT-CERITA-SOLO-BATIK-CARNIVAL-2014-PART-I

SOLO, SOLOEVENT.CO.ID – Cerita Solo Batik Carnival 2014 dimulai. Sore hari itu, Minggu, 22 Juni 2014, sekitaran pukul 16.30, jalanan Jalan Jenderal Sudirman masih dilalui kendaraan bermotor. Kemudian tim Soloevent bertanya kepada seorang petugas Dinas Lalu Lintas dan Angkatan Jalan (DLLAJ), “Belum ditutup, pak, jalannya?” Petugas itupun menjawab, “Durung, mas. Durung dilakokne seko kono.” [Belum, mas. Belum diberangkatkan dari sana.] Setelah berbincang tentang arus lalu lintas, tim malah diajak ngobrol ngalor-ngidul hingga berujung pada Pemilu Capres.

Sore itu, rekayasa jalan diberlakukan oleh DLLAJ dan dinas terkait. Jalan Slamet Riyadi (Sriwedari-Gladak) hingga Jenderal Sudirman disterilkan dari mobil, motor, atau jenis angkutan lain, untuk satu keperluan: menjadikan  jalan yang berkilo-kilo itu sebagai catwalk para peserta Solo Batik Carnival (SBC), yang mana pada tahun ini telah memasuki pergelaran ke tujuhnya.

Demi menyaksikan para model yang mengenakan kostum unik kontemporer berbahan dasar batik, para warga rela menunggu berjam-jam di sepanjang rute karnaval, terutama Gladak hingga Kantor Pos. Ada “pemandangan” unik dari rute yang dilalui para peserta Solo Batik Carnival. Kesiapan Pemerintah Kota dan dinas terkait terlihat dari pagar pembatas yang terbentang sepanjang Jensud (singkatan dari Jenderal Sudirman). Di koridor tersebut pagar pembatas dipasang di pinggir jalan, untuk membatasi interaksi antara penonton dengan peserta SBC. Karena berdasarkan pengalaman pada pelaksanaan tahun-tahun yang lalu, pergerakan peserta agak terhambat akibat penonton yang memenuhi badan jalan, sehingga memberikan space kecil bagi model untuk berlenggak-lenggok, pun juga kadang mengganggu pergerakan mereka. Dengan adanya pagar pembatas, space menjadi lebih besar.

Di Jensud sendiri terdapat dua panggung. Panggung sebelah barat adalah panggung kehormatan, tempat di mana Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Mari Elka Pangestu; Walikota Solo beserta Wakil Walikota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo dan Achmad Purnomo; beserta para pejabat terkait, duduk untuk menikmati suguhan karnaval yang pada tahun ini memilih tema “The Wonderful Majestic Treasure” tersebut.

Panggung timur adalah tempat para pengrawit (penabuh karawitan). Nantinya, para model akan menari-nari dan menunjukkan aksinya sambil diiringi theme song dari Solo Batik Carnival. Dan tepat ketika senja pukul 17.30, rombongan karnaval datang.  “Mundur, mundur,” suruh seorang Linmas kepada penonton dan awak media. “Kui sing dodol jagung, ngapa ning kono? Kon minggir!”  Selanjutnya.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Artikel Populer

Artikel Terbaru

The Sunan Hotel Solo Hadirkan “French Gastronomy Festival”

Soloevent.id - The Sunan Hotel Solo kembali menghadirkan pengalaman kuliner istimewa bagi para pecinta...

Solo Batik Fashion 2025 Sukses Digelar di Taman Balekambang Solo, Tampilkan 8 Desainer Ternama

Soloevent.id - Merayakan Hari Batik Nasional, Kota Solo kembali menggelar acara Solo Batik Fashion...

Solo Batik Fashion 2025 Hadirkan Konsep Berbeda Selama Tiga Hari

Soloevent.id - Solo Batik Fashion (SBF) 2025 kembali digelar di Bale Pangenggar Taman Balekambang...

More like this

Solo Batik Fashion 2025 Hadirkan Konsep Berbeda Selama Tiga Hari

Soloevent.id - Solo Batik Fashion (SBF) 2025 kembali digelar di Bale Pangenggar Taman Balekambang...

Solo Literasi Festival 2025, Ajak Masyarakat Tanamkan Semangat Budaya Membaca Anak

Soloevent.id - Pemerintah Kota Solo bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan menggelar acara Solo Literacy...

Pameran Seni Rupa Sinergi #3 Usung Tema Local Wisdom dan Lahirnya Kearifan Baru

Soloevent.id - Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Kota Solo, sejak Senin (8/9/2025) hingga Minggu...