SOLO, SOLOEVENT.CO.ID – Cerita Solo Batik Carnival 2014 dimulai. Sore hari itu, Minggu, 22 Juni 2014, sekitaran pukul 16.30, jalanan Jalan Jenderal Sudirman masih dilalui kendaraan bermotor. Kemudian tim Soloevent bertanya kepada seorang petugas Dinas Lalu Lintas dan Angkatan Jalan (DLLAJ), “Belum ditutup, pak, jalannya?” Petugas itupun menjawab, “Durung, mas. Durung dilakokne seko kono.” [Belum, mas. Belum diberangkatkan dari sana.] Setelah berbincang tentang arus lalu lintas, tim malah diajak ngobrol ngalor-ngidul hingga berujung pada Pemilu Capres.
Sore itu, rekayasa jalan diberlakukan oleh DLLAJ dan dinas terkait. Jalan Slamet Riyadi (Sriwedari-Gladak) hingga Jenderal Sudirman disterilkan dari mobil, motor, atau jenis angkutan lain, untuk satu keperluan: menjadikan jalan yang berkilo-kilo itu sebagai catwalk para peserta Solo Batik Carnival (SBC), yang mana pada tahun ini telah memasuki pergelaran ke tujuhnya.
Demi menyaksikan para model yang mengenakan kostum unik kontemporer berbahan dasar batik, para warga rela menunggu berjam-jam di sepanjang rute karnaval, terutama Gladak hingga Kantor Pos. Ada “pemandangan” unik dari rute yang dilalui para peserta Solo Batik Carnival. Kesiapan Pemerintah Kota dan dinas terkait terlihat dari pagar pembatas yang terbentang sepanjang Jensud (singkatan dari Jenderal Sudirman). Di koridor tersebut pagar pembatas dipasang di pinggir jalan, untuk membatasi interaksi antara penonton dengan peserta SBC. Karena berdasarkan pengalaman pada pelaksanaan tahun-tahun yang lalu, pergerakan peserta agak terhambat akibat penonton yang memenuhi badan jalan, sehingga memberikan space kecil bagi model untuk berlenggak-lenggok, pun juga kadang mengganggu pergerakan mereka. Dengan adanya pagar pembatas, space menjadi lebih besar.
Di Jensud sendiri terdapat dua panggung. Panggung sebelah barat adalah panggung kehormatan, tempat di mana Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Mari Elka Pangestu; Walikota Solo beserta Wakil Walikota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo dan Achmad Purnomo; beserta para pejabat terkait, duduk untuk menikmati suguhan karnaval yang pada tahun ini memilih tema “The Wonderful Majestic Treasure” tersebut.
Panggung timur adalah tempat para pengrawit (penabuh karawitan). Nantinya, para model akan menari-nari dan menunjukkan aksinya sambil diiringi theme song dari Solo Batik Carnival. Dan tepat ketika senja pukul 17.30, rombongan karnaval datang. “Mundur, mundur,” suruh seorang Linmas kepada penonton dan awak media. “Kui sing dodol jagung, ngapa ning kono? Kon minggir!” Selanjutnya.